FANA DI DALAM KENYATAAN

T
Fana dalam cahaya, Dan lebur dalam api

^Inilah yang bernama ALLAH yang sebenarnya^
ALIF-kenyataan HAYATULLAH DZAT
KAF-- kenyataan ALIMULLAH
.
BA -- Kenyataan KUDRATULLAH
RO --Kenyataan IBADATULLAH
^Inilah KeMaha Besaran TUHAN ALLAH AZZAWAZALLA^

Kalau kita simpunkan menjadi satu

1) ALLAH : Adalah Nama bagi DZAT yang WAJIBAL WUJUD
AKBAR : Adalah Nama bagi SIFAT HAYATULLAH DZAT
.
2) ALLAH : Nama bagi BATHIN, ALLAH TA'ALA
AKBAR : Nama bagi ZOHIR

Jadi yang sebenar-benarnya Takbir itu adalah  :
Menunjukkan keadaan ALLAH pada MUHAMMAD
ARTINYA :
ZOHIR TUHAN ada pada MUHAMMAD dan BATHIN MUHAMMAD ada di TUHAN
Ber'arti: Yang Menyembah juga yang disembah


Maka yang berlaku dalam keadaan Sembahyang itu, adalah rahasia Allah semata - mata
DALILNYA :
LAYA' BUDULLAH ILLALLAH
ARTINYA : TIADA YANG MENYEMBAH ALLAH, HANYA ALLAH

Naiknya Nafas    -- SIFAT
Turunnya Nafas -- DZAT
Hilangnya Nafas -- ASMA
Naiknya Nafas,   -- BUKAN HURUF
Turunnya Nafas - Bukan suara Ataupun dengung
Lenyapnya Nafas -Turunnya Nafas Naiknya Nafas - Bersatunya Nafas.

A I U = Aku ini hidup
LA HURUFIN WALA SAUTIN.
"Tiada huruf Tiada suara Tiada kata-kata".
KUDRAT,ILMU,IRADAT,HAYAT,SAMA,KALAM,SHIFAT 7,BASAR,
INSAN
IMAN,RAHASIA ISLAM,NYATA
TAUHID
HATI MA'RIFAT, DZAT ,TUBUH MA'RIFAT.
AF'AL
SIFAT
ASMA
LAISA
TA'ALA SANI TA'AIN AWAL LA TA'AIN
ROH IDHOFI UJUD IDHOFI ALLAH
RAHASIA SIR DZAT, ROH ROH
NYAWA
PENGRASA PENGLIHAT PENDENGAR PENCIUM
KAKI PUSAT DADA KEPALA

Maghrib Ashar Zuhur Subuh
ISYA : meliputi seluruhnya ataupun dengan kata lain zahir bathin
.
-NYAWA ADAM-
SYARIAT : Tubuh
TAREQAT : Hati
HAKEKAT : Ruh
MA'RIFAT : Rahasia Nyawa MUHAMMAD FANA MUHAMMAD

-PADA ALLAH-
NUR MUHAMMAD = NUR ALLAH
HA dan ALLAH
"WAL AWAL WAL AKHIR"
: Inilah Zikir MA'RIFAT atau Rahasia (Sempurna) Kenal dan Mengenal

-HA ALIF-
Tidak berhuruf Tidak bersuara dan Tidak ada kata-kata.

AKU ADALAH AKU DALAM SEGALA HAL
Tidak akan diucapkan kalimat AKU : melainkan oleh orang yang berkawan dengan kelengahan dan oleh setiap orang yang terhijab oleh hakikat. Tidaklah semuanya benar bagi orang yang ber-AKU-AKU. Engkau berani mengatakan AKU ; sedang engkau masih terhijab/terdidinding dari padaku. Pesona dunia ini masih mencekam dirinya (dirimu), masing-masing akan menyambar dirimu dengan seruan kepad dzat dirimu, engkau saja masih didalam kegaiban yang kelam daripadaku. Maka apabila engkau telah melihat AKU; dan akupun telah bernyata dihadapanmu, maka tetapkanlah keteguhanmu, maka tiada Aku lagi, melainkan aku.

Telah kuciptakan atau kuadakan untukmu dan untuk sesuatu menjadi tujuan ;
antara lain tujuan itu ialah ;
"Cintamu kepada Dirimu sendiri".

Itulah tetesan waham atau kalimat yang engkau warisi.
Kata-kata Aku adalah egomu sendiri ; Aku berlepas diri dari anggapan yang demikian.
Dan tidak lain DZAT itu, melainkan kepunyaanku jua.
Dan tidak lain AKU itu, kecuali hanya untukmu semata.

Akulah yang dia itu : dan adapun hakikatmu itu bukanlah pula persoalan. Hanya sesungguhnya engkau berada pada pembagian yang bersifat waham atau dugaan saja (sangka-sangka).
Hal ini disebabkan karena caramu berfikir dan pencapaianmu pada pendakian jiwa dan persoalan. Engkau dalam setiap saat terbagi kepada :
"menyaksikan dan disaksikan"

Dua menjadi satu dalam bentuk perjodohan.
Jiwa yang mencapai dan persoalan yang dicapai.
Adapun hakikatnya sendiri tersembunyi jauh dibalik perjodohan itu, meninggi atasnya, jauh dari segala itu semuanya. Sekarang engkau bukan lagi DZAT dan perjodohan; tetapi engkau hanyalah RUH dari RUHKU, tiada nisbah bagimu melainkan padaku. Engkau tidak mengungkapkan hakikat ini, kecuali dikala terangkat daripadamu tirai penutup dan engkau memandangku ketika itulah engkau telah lenyap dari pada dirimu yang berjodohan yang bersifat serba duga/waham (sangka-sangka).

Dirimu yang sebenarnya yang bukan DZAT dan bukan pula dari persoalan. Tetapi hanya engkau semurni-murni RUH yang tidak terbagi-bagi atau JAUHAR, meninggi, tidak nisbah melainkan kepadaku. Maka engkau tidak lagi mengulangi mengata AKU.

Melainkan engkau mengatakan "ENGKAU TUHANKU"
Akumu itu adalah rahasiaku jua adanya.
Sebab telah engkau ketahui, bahwa AKU adalah untukmu semata.
Dan sekarang engkau adalah hambaku,
Jika engkau sudah melihatku, maka tiada lagi engkau dan apabila engkau telah tiada, maka tiada lupa ada tuntutan dan apabila tiada tuntutan hilanglah sebab, dan bila sebab telah lenyap tiada lagi nisbah, sampai disini sirnalah hijab.

Cinta Mutlak, Cinta hakiki tak mau dibelah dua, dia tetap satu, dia rahasia.
Inilah akidah/pendirian seorang sumber segala akal yang mengatur alam ini, yang terbit daripadany karena semata-mata limpahan dan anugerah.

Puncak segala akal ialah aqlul faal atau akal pembuat dan dialah yang mengatur bumi dan segala yang ada dalam bentuknya yang tetap.
Dan dialah masdar atau tempat timbul jiwa insani.
Oleh karena jiwa-jiwa itu senantiasa ingin hendak kembali kepadanya maka apabila manusia menyediakan dirinya untuk belajar dan menuntut dan merenungi dan tidak puas-puas/ tidak bosan-bosan menyediakan sedalam-dalamnya, niscaya akan beroleh dia akan kebahagiaan yang dimiliki orang lainnya yaitu dengan ma'rifatul kamilat atau pengetahuan yang sempurna.
Dan hakikat mujaradat atau hakikat semata, sampai tercapai pertemuan dengan al aqlul faal.
Permulaan dan kesedahan ujud adalah ALLAH. Diatasnya tidak ada apa-apa lagi, walaupun Adam dia jadi sendirinya dan tidak berkehendak kepada penciptanya/pencipta lainnya buat menciptakan dirinya.
Karena demikian timbullah bertali-tali dan berlingkar-lingkar yang tiada putus-putusnya.
Kamilat atau segala yang ada, yang lainnya adalah mashor atau kenyataan daripada adanya, daripada ilmunya dan iradatnya.
Dan daripadanyalah terambil hayat seluruhnya.
Memang alam itu adalah mendatang atau ardi. Sebab itu yang ada itu hanya satu pada hakikatnya. Bahkan dialah ujud semata, kainat yang Nampak. Jadi fahamnya kembali kepada keesaan ujud jua.

Beramal bukan ingin surga dan bukan pahala takut akan neraka,Tetapi karena Cinta.
Dan yang ada dalam diri sendiri.
Karena itu adalah tumpahan segala cinta. Jadi siapa-siapa yang telah sampai kepada cinta hakiki atau cinta mutlak atau cinta qudus, maka mereka berhak disebut INSAN KAMIL, atau dengan kata lain, MUHAMMAD INSAN KAMIL.

Muhammad insan kamil itu ialah: orang yang berAkhlak dengan akhlak Allah.
Orang yang bersifat dengan sifat Allah.
Orang yang berakal dengan akal Allah.
Orang yang berbuat dengan perbuatan Allah.
Orang yang berpandangan dengan pandangan Allah.
Semuanya demi Allah, bukan demi itu dan,ini.
Orang yang seperti ini pandangannya hanya satu ialah : SEMUA ITU ALLAH DAN ALLAH ITU SEMUANYA.
Inilah yang HAMBA maksud dengan :
FANA DALAM CAHAYA DAN LEBUR DALAM API.

Postingan populer dari blog ini

KUNCI RAHASIA KUN FAYAKUN

NAFAS LAM JALALAH

MAKNA RAHASIA ALIF