Postingan

Menampilkan postingan dari 2015
*Mereka yang dekat dengan ALLAH membagi-bagikan ganjaran ruhaninya,hasil ibadah dan amal solehnya dengan niat untuk menghadiahkan pahala amalan salehnya itu kepada orang-orang yang berdosa. ALLAH dengan rahmat-NYA mengampuni dosa-dosa hamba-hambanya yang berdosa dari hasil pembagian sebagian pahala dan ganjaran yang di peroleh hamba-hambanya yang soleh.Tegasnya orang-orang Sufi dalam kategori ini sangat merahmati orang-orang awam yang lalai dan selalu menyia-nyiakan dirinya.Amalan mereka kurang,malah dosa semakin bertambah.Orang seperti ini berada dalam bahaya besar,namun mereka tidak sadar,dan terus hidup dalam kelalaian.Karena itulah kaum Sufi menaruh iba terhadap orang-orang yang berdosa ini,sehingga semua amalan baik dan bakti yang di kerjakannya tidak bertujuan untuk meraih pahala yang banyak untuk diri sendiri di hari pembalasan.Bahkan dia menghadiakan semua pahalanya untuk orang-orang yang lalai dan berdosa tersebut. Mereka di anggap miskin,tidak mempunyai amalan baik yang akan
*Maulana al-Arabi r.a berkata:"Orang belajar dan benar jika dia telah fana nama (ALLAH),kapanpun dia ingin sesuatu maka pasti terjadi.Dan jika dia fana dalam'Dzat,makaapa yang dia butuhkan akan di ciptakan sebelum dia menginginkannya. Sebauah hadits menyatakan:"ALLAH berfirma:Wahai hambaku,AKU adalah ALLAH yang mengatakan suatu perkara'Jadilah' maka perkara itu jadi.Maka taatlah kepada-KU,niscaya AKU menjadikanmu orang yang berkata untuk sesuatu perkara 'jadi' maka jadilah perkara itu." dan dalam sebuah hadits sahih lain meriwayatkan bahwa ALLAH berfirman:"JikaAKU mencintainya,maka AKU akan menjadi telinga,mata,tangan dan penolongnya.Jika dia meminta kepada-KU,pastiAKU memberikannya..." melihat keterangan di atas,maka segala sesuatu tidak akan terpisah dan terbentuk kecuali telah di liputi oleh qadha dan qadar ALLAH.Jadi kehendak kuat orang ma'rifat terhadap suatu perkara,jika terbukti bahwa qadha telah mendahuluinya,berarti kehendaknya
*Orang yang hidup di dunia tanpa mengingat ALLAH SWT dengan berzikir kepada-NYA,tidak heran bila hidup menjadi lalai dan terlena.Tanpa mengingat ALLAH,dia akan melupakan kematian yang akan menjeputnya kelak.Ketika itu dia merasa dunia masih terlalu panjang,padahalALLAH SWT.mengingatkan kita dalam firman-NYA bahwa ajal manusia itu lebih dekat dari urat lehernya.Orang yang membiarkan hidupnya terombang ambing di dunia,akan menyesali diri sendiri,bila ruh telah berpisah dari jasadnya dan menuju ke akhirat.Jiwanyaakan kosong dari ma'rifat,karenahatinya telah mati sebelum badannya mati.Hati yang tidak di suburkan dengan dzikir,lama kelamaan akan mati.Hati yang mati tidak akan menerima cahaya ALLAH.Dan dia akan selalu hidup dalam bahaya selama hati itu tidak di pulihkan dan di hidupkan kembali.Cara yang paling baik untuk menghidupkan hati ialah dengan menuntut ilmu kepada guru ruhani dan Sufi yang benar,yang dapat menghidupkan hati.Dengan berguru kepada mereka akan membawa ketenangan hid
*Tidaklah akan bahagia di negri abadi,kecuali orang yang datang kepada ALLAH SWT dengan rasa cinta kepada-NYA,dan tidak ada orang yang mencintai-NYA,kecuali orang yang ma'rifat kepada-NYA dengan memperbayakkan berzikir kepada-NYA.Ma'rifat dan cinta tidak akan di peroleh,kecualidengan pemikiran dan zikir terus menerus.Dan zikir tidak bisa terus menerus dalam hati,kecuali dengan pembangkit ingatan,yaitu ibadah-ibadah yang memakan waktu secara terus menerus.Perbedaan sejenisnya merupakan tambahan pengarus dalam ingatan,mencegah kebosanan,dan turunnya pengaruhnya terhadap hati secara terus menerus hingga batas kebiasaan. (Arba'in fi Ushul ad-Din bagi Imam al Ghazali)

tauhidul fi'il lillah

Para ulama thariqot juga sering menceritakan dalam risalah mereka, "sesungguhnya permulaan apa yang terlihat pada hamba, ketika ia sibuk dengan zikir, adalah tauhidul fi'li lillah (artinya: yakin bahwa tidak ada yang membuat apa saja di kalangan makhluk ini, kecuali Allah), lalu tauhidul mulki lillah Ta'ala (yakin bahwa tidak ada kerajaan, selain milik Allah), lalu tauhidul wujud lillah Ta'ala (menegaskan sifat wujud Allah hanya bagi Allah Ta'ala). Apabila telah tampak padanya, tauhidul fi'il lillah, maka dengan terbukanya hati dan keyakinan, ia keluar dari memandang perbuatan yang dilakukan sendiri (ia yakin bahwa dirinya hanya sekedar tempat dilakukannya pekerjaan Allah dan takdirNYa). Dan ia keluar dari mencari pahala atas amalnya, dari takabur, dari ujub, dan riya'. Ia masuk ke dalam lapangan ikhlas yang sempurna.

Dzikir Yang Utama

Jika ditanyakan, Manakah yang lebih utama, zikir dengan "laa ilaaha illalloh" atau ditambah dengan "Muhammadur rasulullah" ? Maka jawabnya, yang lebih utama dalam zikir orang-orang yang lagi suluk adalah "laa ilaaha illalloh" tanpa tambahan lain, sampai mereka memperoleh kebulatan tekad mengharap kepada Allah Ta'ala dalam hati mereka. Apabila kebulatan tekad itu telah dicapai, maka persoalannya menjadi jelas. *) Kalimat Muhammadur Rasulullah, merupakan suatu pengakuan. Dan pengakuan cukup sekali sepanjang umur. Berbeda dengan kalimat "laa ilaaha illalloh". Maksud dari mengulang-ulangkalimat tauhid (laa ilaaha illalloh) ini adalah untuk memperbanyak pembersihan terhadap penutup-penutuphati (agar tabir yang menutupi, sedikit demi sedikit hilang, lantaran mengulang-ulangkalimat tauhid ini).(Minahus Saniyah).

TAQORRUB ILALLAH

Taqorrub ilallah atau menghampiri dan merapat kepada Allah esensinya adalah memangkas habis segala tujuan-tujuan selain Allah dalam segala tindakan. Mustahil akan sampai ke Mekkah, kata Sa'di, kalau jalan yang ditempuh menuju Turki. Bagaimana mungkin seseorang akan sampai kepada Allah kalau dia menempuh jalan menuju selain Allah. Allah tidak pernah jauh sehingga harus diperpendek jaraknya dan Dia tidak pernah terpisah sehingga harus disambungkan, sehingga mendekat kepadaNya dilakukan di medan penundukan hawa nafsu yang bertentangan dengan keridhoanNya dan pelurusan tujuan dari yang tidak mengarah kepadaNya. Hidup dari Allah, menuju Allah dan bersama Allah. Kekuatan ilmu, kehendak dan usaha dipusatkan pada cita-cita tinggi keridhoan Allah semata. Waktu rapat dengan ibadah, berpindah dari satu bentuk ketaatan kepada ketaatan lain. Hati berzikir dikala berdiri, duduk dan berbaring. Pikiran diarahkan kepada perenungan tanda-tanda Allah dan penggalian hikmah. Selalu mengadakan pengawasa

TAWAKAL ADALAH AKHLAQ YANG MULIA

Tidak ada maqam yang lebih mulia dibandingkan dengan tawakkal. Karena tawakkal menjadikan hamba mencintai Allah. Dengan kepasrahan ini, salik memperoleh hidayah, sehingga dia pun memperoleh keridhaan-Nya. Jika Allah telah meridhainya, maka kemuliaan dari Allah akan diperolehnya. Oleh karena itu, barangsiapa bertawakkal kepada Allah, menyerahkan segala urusan kepada-Nya, ridha dengan qodar-Nya, maka dia benar-benar telah menegakkan agama, dan memperbaiki iman dan keyakinannya. Sehingga kedua tangan dan kakinya hanya tergerak untuk kebajikan. Dia benar-benar menjadi orang yang berakhlak mulia, yang dengan akhlak mulia tersebut segala urusannya pun menjadi baik. Sebaliknya, barangsiapa menghina terhadap tawakkal, maka dia menghina keimanannya, karena keimanan selalu bersamaan dengan tawakkal. Barangsiapa mencintai orang-orang ahli tawakkal, maka dia mencintai Allah swt. (Tanwir al-Qulub, 479)

Pendamlah dirimu dari kesamaran

Pendamlah dirimu dalam kesamaran (tidak dikenal orang), karena sesuatu yang tumbuh dari yang tak dipendam tidak akan sempurna hasilnya. Tidak ada sesuatu yang lebih berbahaya bagi salik dibandingkan kemasyhuran (terkenal) diri dan nama, karena hal itu termasuk bagian terbesar yang diperintahkan untuk ditinggalkan dan memerangi nafsu didalamnya, dan terkadang hati salik masih tolerir untuk meninggalkan selain kemasyhuran. Mencintai jabatan dan memilih kemasyhuran itu bertentangan dengan tuntutan ibadah atas dirinya. Ibrahim ibn Adham ra. berkata: "Allah tidak membenarkan orang yang mencintai kemasyhuran". (Syarh al-Hikam, juz 1, hlm. 11)
"Wahai manusia,sakitilah setan-setan musuhmu dengan membaca Laailaaha illallah secara ikhlas.Kalimat tauhid itu mampu membakar setan-setan musuhmu,baik dari jenis manusia dan jin karena kalimat itu perwujudan api bagi setan dan cahaya (Nur) bagi orang bertauhid.Bagaiman engkau berucap "Laailaaha illallah",sedang dalam hatimu terdapat macam-macam tuhan? Setiap sesuatu yang engkau pergantungi dan kau minta tolong,selain Allah,kau jadikan berhala.Pengakuan tauhid yang keluar dari lisan itu tidak berguna jika masih disertai penyekutuan.Penyucian hati tidak berguna bila disertai pengotoran. Orang bertauhid itu menyakitkam setan dan orang bersyirik itu di sakitkan setan,sedangkan ikhlas itu menjadi penguat ucapan dan perbuatan.oleh karena itu,perbuatan tanpa disertai ikhlas seperti kulit tanpa kerangka,dan kulit saja tidak berguna,kecuali untuk bahan bakar. (Asy Syeikh Abdul Qodir al Jailani q.s.)
Dalam kitab Kifayah al-Atqiya’, halaman duabelas disebutkan bahwa: "seorang mukmin yang tinggi maqamnya, hingga mencapai derajat kewalian sekalipun, dia masih memiliki kewajiban untuk menjalankan syari’at yang telah ditetapkan dalam al-Qur’an dan hadits. Bahkan, jika seseorang mengaku telah mencapai derajat kewalian dan telah memahami hakikat, dia beranggapan bahwa taklif syari’at telah gugur dari dirinya, maka orang tersebut adalah telah menyimpang dari ajaran agama. Nabi sekalipun yang memiliki derajat yang lebih mulia dibandingkan para auliya’, mereka masih terkena taklif ibadah. Sebagaimana diketahui bahwa Rasulullah SAW melaksanakan shalat hingga telapak kakinya bengkak. Padahal Allah SWT telah mengampuni seluruh dosanya. Semua itu dilakukan oleh beliau semata-mata merupakan bentuk syukur seorang hamba kepada Allah swt. (Kifayah al-Atqiya hlm. 12)

KEGUNAAN TASAWUF

Kegunaan tasawuf adalah untuk mendidik hati dan mengetahui alam gaib. Dan buah yang di harapkan dari tasawuf adalah jiwa yang dermawan ,hati yang tenang,dan pekerti yang baik kepada semua mahluk. Ilmu ini tidak berbicara tentang ungkapan lisan,melainkantentang perasaan dan emosi. Ia tidak bisa di pelajari dari lembaran kertas melainkan di ambil dari para ahli rasa. Ia tidak bisa diperoleh dengan banyak bercerita ,melainkan dengan melayani para guru dan menyertai para ahli kesempurnaan (ahlul kamal). Demi ALLAH,tidak akan berbahagia orag yang ingin bahagia kecuali dengan menyertai orang yang benar-benar telah berbahagia. Dari ALLAH lah segala pertolongan.

Ilmu dan makrifat

Ilmu dan makrifat merupakan buah dari penjernihan dan penyucian. Jika ruh telah suci,maka ruh pasti di penuhi dengan ilmu,makrifat dan cahaya. Ruh tidak akan bisa pindah ketingkat selanjutnya sehingga tercapai terlebih dahulu tingkat di bawahnya. Barang siapa bersinar pada mulanya,akan bersinar pula pada akhirnya. Maka hendaklah seseorang tidak pindah menuju perbuatan tarekat sampai dia merealisasikan perbuatan syariat dengan anggota badannya hingga menjadi terlatih dengannya. Hal itu bisa dicapai melalui pelaksanaan tobat dan syarat-syaratnya,merealisaaikan taqwa dengan ketentuan pokoknya,dan merealisasikan istiqomah dengan pembagiannya. Semua dilakukan dengan cara mengikuti jejak Rasulullah saww. dalam perkataan,perbuatan dan keadaannya. Jika bagian lahir telah suci dan tersinari syariat,dia mulai pindah dari perbuatan syariat lahiriah menuju perbuatan tarekat batiniah,yaitu penjernihan diri dari sifat-sifat basyariyah (ke-manusia-an).
Syaikh al Yasidi r.a. Berkata:"Jika engkau ingin makrifat,maka perhatikanlah :apakah nafsumu berpindah dari alam ini ke alam malakut atau tidak.Palingkanlah kepada Allah segala urusan yang kau inginkan dan kau cenderungi,satu demi satu. Jika engkau telah berangkat dari nafsu dan rasa cinta kepadanya serta tidak condong kepada salah satu darinya,maka berbahagialah karena ruhmu telah berpindah kealam malakut. Jika kau masih condong atau cenderung mencintai sesuatu dari alam,maka lawanlah dan keluarkanlah hatimu sepenuhnya,sehingga kau berangkat menuju Allah." Asy Syeikh Syusytari berkata: "Jika kau ingin sampai kepada-Ku,maka kematianmu adalah syarat,orang yang dalam dirinya masih tersisa sesuatu,dia tidak akan pernah bertemu." Dia juga berkata: "Tidak akan berjumpa dengan-Ku,orang yang dalam dirinya masih tersisa sesuatu."
Ketahuilah wahai orang yang bersemangat dalam menimba ilmu agama,yang terlihat dari dirinya kesungguhan cinta dan tingginya dahaga kepada pengetahuan agama:'bahwa jika engkau didalam mencari ilmu memiliki tujuan untuk bersombong merasa lebih dari orang lain,mencari pujian dihadapan manusia dan mengumpulkan materi dunia dengan memperalat ilmu agama untuk kepentingan nafsu belaka,maka sesungguhnya engkau telah melangkah dalam mengancurkan agamamu,merusak jati dirimu dan menjual akhiratmu demi duniamu. Dengan demikian,maka akan rugi "perdagangan" agamamu dan akan rusak urusan akhiratmu,bahkan orang yang mengajarkan agama kepadamu seakan akan telah menolongmu didalam melaksanakan maksiat. Dia seakan akan telah menemanimu didalam kerugian dan dia tidak jauh beda dengan orang yang menjual pedangnya kepada para perampok yang ingin membunuhnya. (Bidayatul hidayah. Imam al Ghazoli).

TANDA TANDA MAKRIFAT DAN ADANYA KEHIDUPAN

Tanda-tanda ma'rifat dan adanya kehidupan sebagaimana yang di katakan sebagian hukama berikut ini: "Perbuatan seseorang dalam melakukan ketaatan itu menujukkan adanya ma'rifat (dalam dirinya), sebagaimana gerakan badan menunjukkan adanya kehidupan" Makrifat adalah mengenal Dzat Allah lebih dekat dengan segala bentuk keagungan,kebesaran dan kekuasaan-Nya. Apabila seorang hamba berbuat ketaatan kepada Allah,maka hal itu menunjukkan tentang adanya pengetahuan tentang Dzat Allah dalam dirinya. Dan apabila semakin banyak dalam berbuat ketaatan, maka semakin dalam pula pengetahuannya akan Dzat Allah. Sebaliknya, apabila ia jarang dalam berbuat ketaatan, maka berarti tidak ada kemakrifatan dalam dirinya. Karena perbuatan lahir itu merupakan cermin dari sikap batinnya.

AL'MAUJUD ALLAH YANG HAQ

Imam Qusyairi mengatakan : "Manusia adakalanya terpukau pada ayat dan hadits, adakalanya cenderung pada penggunaan akal dan pikirannya. Bagi manusia pada umumnya, sesuatu yang tampak ghaib bagi mereka menjadi tampak jelas bagi kalangan Shufi. Bagi khalayak, pengetahuan merupakan tumpuan, namun bagi kalangan Shufi pengetahuan itu didapat dari Al Maujud, Allah Al Haq. Mereka adalah sekumpulan hamba yang senantiasa berjumpa dengan Allah SWT (Ahlul Wishal), sementara manusia pada umumnya berpihak pada pencarian bukti (Ahlul Istidlal). Para Shufi itu adalah sebagaimana yang diungkapkan penyair : Malamku, bersama wajahMu, cemerlang sedang kegelapan menyelimuti manusia-manusia dalam kegelapan yang gulita sedang kami dalam cahaya siang benderang. Tidak satupun zaman dalam periode Islam, melainkan selalu ada seorang Syeikh dari para tokoh Shufi ini, yang mempunyai ilmu tauhid dan kepimpinan spiritual. Tokoh-tokoh panutan umat dari kalangan para ulama pada waktu itu benar-benar telah

HAKIKAT SYUKUR MENURUT SYEKH ABDUL QADIR AL-JAILANI

Menurut Syekh Abdul Qadir Al-Jailani, dalam pandangan ahli hakikat, syukur adalah mengakui nikmat yang diberikan oleh Sang Pemberi nikmat secara khusus. Allah menyebut diri-Nya sebagai “Yang Maha Mensyukuri” (Asy-Syakur) dalam arti yang meluas. Maksudnya, Dia akan membalas para hamba atas syukur mereka. Membalas syukur juga disebut sebagai syukur. . Ada pula ahli hakikat yang mengatakan bahwa hakikat syukur adalah memuji orang yang telah berbaik hati memberi (al-muhsin) dengan mengingat ingat kebaikannya. Syukur hamba kepada Allah berarti memujiNya dengan mengingat ingat kebaikan yang Dia berikan. Sedangkan syukur Allah kepada para hamba adalah pujian-Nya atas si hamba dengan menyebut (menyanjung) kebaikannya. Kemudian, kebaikan budi pekerti seorang hamba adalah ketaatannya kepada Allah, dan kebaikan Allah adalah kemurahan-Nya memberi nikmat kepada hamba-Nya. Syukur hamba yang sebenarnya adalah pengakuan lisan dan ketetapan hati akan nikmat yang diberikan Tuhan. . Syukur dapat di

KEPENTINGAN BERSALASILAH DALAM AMALAN TARIQAT

Arifbillah as-Syeikh Muhammad Amin al-Kurdi berkata : "Maka barangsiapa tidak berhubung salasilah tariqatnya hingga kepada hadrat Nabi S.A.W maka terputuslah berkatnya dan tidak mendapat waris Nabi S.A.W." – Kitab Tanwirul Qulub. . Begitu juga kata as-Syeikh Abdul Wahab as-Sya’rani : Ketahui oleh mu hai tholib yang berkehendakkan rahmat Allah , barangsiapa yang tidak mengetahui akan bapanya dan datok neneknya ( yakni salasilah ) di dalam tariqat maka dialah tersangat buta dan terkadang dibangsakan ia kepada yang bukan bapanya ( dari salasilah lain ) – Kitab Jami’ul usul fil awliya’. . Syeikh Ahmad al-Kamashkhanawi rahmatullah juga menyebutkan dalam kitab yang sama yaitu “ Barangsiapa yang tidak sah baginya keturunan kaum ( salasilah tariqat ) maka dianya anak buangan didalam amalan tariqat, tidak ada bapa baginya dan tidak harus baginya duduk jadi ketua majlis ( yang dibuat Guru ) dan tidak harus juga baginya bersama-sama menunjuki murid ( mengajar ) kepada kebenaran me
Imam al Ghazali Rahimahullah Ta'ala di dalam kitabnya yang bernama Al-Munqidz Minadh-dhalal berkata: "Sesungguhnya aku tahu dengan ilmu yang yaqin bahwa orang-orang yang mengikuti tharikat yang menyampaikan kepada ma'rifatULLAH Ta'ala yang sebenar-benarnya. Perilaku mereka sebaik-baik perilaku, jalan mereka sebetul-betul jalan dan akhlak mereka sebaik-baik akhlak, bahkan jika di himpunkan akal seluruh orang orang yang berakal, kebijaksanaan seluruh hukama' dan ilmu seluruh para ulama yang bersepakat mengetahui rahasia-rahasiailmu syariat untuk mengubahkan sedikit daripada perilaku dan akhlak ahli shufi ini serta menggantikannyadengan yang lebih baik daripada itu niscaya mereka tidak menemui gantinya dan tidak menemui sesuatu yang lebih baik daripadanya serta tiada sesuatu yang lebih baik daripada perilaku mereka itu, karena gerak-gerik mereka yang zhahir dan batin di ambil daripada syariat Nabi SAW dan segala perilaku ahli shufi zahir dan batin semata-mata mengikut

BAGI YANG MENJALANI TAZKIYYATUN NAFS

Syeikh Abu al-Hasan al-Syadzali r.a. berkata: "Jika murid (sufi) terpaku perhatiannya terhadap makhluk sebelum mencapai derajat kesempurnaan, maka jatuhlah dia dari perhatian Allah SWT. Jika dia puas dengan pujian manusia, hancurlah dia bersama orang-orang yang binasa. Jika murid lupa mengingati Allah sesaat saja, maka ketika itu syaitan menjadi teman. Syaitan selalu mengintai hati orang yang bertawajuh (berhadap) kepada Allah SWT. Ketika ia sedikit saja lalai, maka syaitan akan masuk ke hatinya. Setelah syaitan melihat zikir masuk ke hatinya, maka dia pun keluar. Barangsiapa tidak sentiasa mengingati Allah SWT, maka dia menjadi tempat permainan syaitan. Jika syaitan itu masuk sekali saja dalam sehari akan membuat hati murid menjadi kotor dan najis, bagaimana jika dia memasukinya sepanjang hari, apalagi jika dia (syaitan) telah tinggal dan menetap di situ (di dalam hati)?" (Al-Anwarul Qudsiyyah, Syeikh Abdul Wahab Sya'rani)

HAKIKAT MAKRIFAT MUSYAHADAH KEPADA YANG HAQ

"Hakikat Ma'rifat Adalah Musyahadah Kepada Yang Haq Tanpa Perantara, Tanpa Bisa Diungkapkan, Tanpa Ada Keraguan (syubhah)." Seperti ketika Amirul~Mukminin Ali bin Abi Thalib r.a. ditanya: "Wahai Amirul~Mukminin, Apakah Yang Kau Sembah Itu Yang Dapat Kau Lihat Atau Tidak Dapat Kau Lihat?" "Bukan Begitu, Bahkan Aku Menyembah Yang Aku Lihat, Bukan Dengan Penglihatan Mata, Tetapi Penglihatan Qalbu," jawab Ali. Ja'far ash-Shadiq ditanya: "Apakah Kau Pernah Melihat Allah SWT.?" "Aku Tidak Menyembah Tuhan Yang Tidak Bisa Kulihati" Ditanyakan Lagi, "Bagaimana Kau MelihatNya, Padahal Dia Tidak Dapat Dilihat Mata?" Ja'far menjawab, "Mata Penglihatan Fisik Tidak Bisa Melihat-Nya, Tetapi Mata batin (al-qulub) Dapat Melihat-Nya melalui hakikat iman. Tidak diketahui melalui penginderaan dan tidak pula dianalogikan dengan manusia."

MUTIARA ZUHUD

Seorang yang berzuhud dan berada pada tahap permulaan, mesti menghindarkan diri daripada semua manusia dan orang-orang fasiq yang melakukan maksiat. Tetapi setelah mencapai tahap kesempurnaan, dia tidak akan menghindarkan,diri bahkan dia akan mencari mereka karena penawar mereka itu ada padanya. Karena apabila seseorang itu telah mengenal Allah, dia tidak akan menghindar dari sesuatu apapun dan tidak akan takut selain daripada Allah. Barangsiapa yang sudah sempurna ma'rifatnya kepada Allah, maka ma'rifat itulah yang akan menjadi pemandu baginya.

CAHAYA MATAHARI

Sinar matahari itu dapat memperlihatkan kepadamu dekatnya Allah kepadamu. Dan matahari itu sendiri dapat memperlihatkan kepadamu ketiadaanmu karena wujud (adanya) Allah, dan hakikat matahari itulah yang menunjukan kepadamu hanya adanya Allah, bukan ketiadaanmu dan bukan pula wujudmu. Syu'aa'ulbashirah yaitu cahaya akal Ainul bashirah yaitu cahaya ilmu Haqqul bashirah yaitu cahaya illahi Maka orang yang menggunakan akal mereka masih merasa adanya dirinya dan dekatnya kepada Tuhan (yakni Allah selalu meliputi mereka dan mengurung mereka).

PANTUN JALAN PULANG

Sidang faqir empunya kata Tuhanmu zahir terlalu nyata Jika sungguh engkau tak buta Dapat kau lihat tuhan yang esa Hapuskan akal dan rasamu Lenyapkan badan dan nyawamu Pejamkanlah kedua matamu Sana kau lihat nur tuhan mu Kenali dirimu hai anak dagang Jadikan markab (kapal) tempat berpulang Kemudi tinggal jangan kau goyang Supaya dapat kau jalan pulang Kenali dirimu akan sebenar mu dikata dalil man arafa nafsahu Tatkala kenal akan rabb mu Mati dirimu hadir tuhan mu.

MEMAHAMI JIWA DENGAN MUJAHADAH

Imam Al-Ghazali dalam Kitab Mizan Al-Amal mengatakan: "Mujahadah merupakan energi jiwa yang akan menghantarkan engkau memperoleh kebahagiaan. Karena itu, jiwa harus dibersihkan terlebih dahulu. * Hal ini sesuai dengan firman Allah : "Sesungguhnya beruntunglah orang yang telah menyucikan jiwanya, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya," (QS Asy-Syams : 9-10) ' Mengingat kunci kebahagiaan itu terletak pada jiwa, maka Allah SWT mengagungkan dan menyandarkan jiwa itu kepada Dzat-Nya. Hal ini sekaligus menunjukkan betapa Dia telah mengistimewakan dan memuliakannya. * Berkenaan dengan hal tersebut, Allah berfirman : "Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah, kemudian apabila telah kusempurnakan kejadiaannya dan kutiupkan kepadanya ruh (ciptaan-Ku), maka hendaklah engkau tersungkur dengan bersujud kepada-Nya." (QS Shad : 71-72) ' Dari ayat di atas jelas sekali Allah mengingatkan bahwa manusia itu diciptakan dari tubuh yang

AKU INGIN BELAJAR MENCINTAIMU

Rasulullah SAW bersabda: "Jika Allah mencintai seorang hamba, maka Dia akan memberinya cobaan. Jika ia bersabar, maka Dia akan memilihnya. Dan, jika ia rela (menerima cobaan itu), maka Dia akan menyucikannya." (HR Ad-Dailami melalui jalur Ali bin Abi Thalib) Menurut Imam Al-Ghazali, indikasi paling penting tentang kecintaan Allah kepada seorang hamba adalah kecintaan hamba itu sendiri kepada Allah. Hal tersebut sekaligus merupakan bukti kecintaan Allah kepada hamba itu. Sedangkan perbuatan yang menunjukkan bahwa seorang hamba dicintai Allah adalah bahwa Dia membimbing langsung semua urusannya, baik lahir maupun batin, baik secara terang-terangan ataupun rahasia. Dialah yang memberi petunjuk kepadanya, menghiasi akhlaknya, yang menggerakkan seluruh organ tubuhnya, serta meluruskan lahir dan batinnya. Dialah yang akan memfokuskan cita-citanya pada satu tujuan (yakni Allah SWT), menutup hatinya dari dunia, dan merasa tidak berkepentingan terhadap selain Dia. Dialah yang menj

TIDAK TAAT BERARTI BODOH

Janganlah mendefinisikan orang bodoh sebatas hanya semata-mata orang yang tidak mempunyai ilmu pengetahuan belaka. Namun, yang sebetulnya bodoh adalah orang yang tak mau mentaati Allah walaupun ia termasuk pemikir besar, pemimpin atau cerdik pandai ataupun cendekiawan ternama. * Allah berfirman: DEMIKIAN DIJANJIKAN ALLAH. ALLAH TIDAK PERNAH MENGUBAH JANJINYA, AKAN TETAPI KEBANYAKAN MANUSIA TIDAK MENGETAHUI (HAKIKAT YANG SEBENARNYA). MEREKA HANYA MENGETAHUI PERKARA YANG ZAHIR (lahiriah) NYATA DARI KEHIDUPAN DUNIA SAJA, DAN MEREKA TIDAK PERNAH INGAT HENDAK MENGAMBIL TAHU TENTANG HARI AKHIRAT. (Q.S. al-Rum [30]: 6-7). * Allah mencela mereka karena pintar dalam urusan dunia tapi bodoh dalam urusan agama dan akhirat. Ayat di atas menjelaskan bahwa tidak ada perbedaan antara kebodohan dan pengetahuan yang hanya mencakupi urusan lahirahnya kehidupan dunia semata-mata. (Syeikh Ibnu 'Ata'illah)

BISIKKAN-BISIKKAN NAFSU

Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani, mengemukakan bisikan-bisikan(khawathir) yang mungkin muncul di dalam hati manusia, di antaranya: Bisikan dari diri rendah (nafs), bisikan hawa nafsu (hawa), bisikan setan, bisikan malaikat, dan bisikan Tuhan. Jika kita menolak bisikan dari diri rendah, bisikan dari hawa nafsu, dan bisikan setan, maka bisikan dari malaikat akan datang kepada kita. Dan akhirnya akan datang bisikan dari Tuhan Kebenaran. Inilah tahap yang terakhir. "Apabila hatimu sehat dan baik, ia akan selalu bersikap kritis untuk menanyai setiap bisikan yang datang: Bisikan macam apa engkau ini? Dari sumber mana engkau datang? Mana bisikan itu akan mengatakan: Aku adalah bisikan anu dan anu ..." . Di dalam nasihatnya, beliau juga mengingatkan: "Wahai anakku terkasih! Aku nasihatkan kepadamu agar bertakwa kepada Allah dan senantiasa takut untuk menyakiti hati-Nya. Aku juga menasihatkan kepadamu agar setiap saat engkau siap memenuhi kewajibanmu kepada kedua orangtuamu dan

SIFAT PEMURAH

Suatu kaum itu disibukkan untuk memberi kepada makhluk. Mereka mengambil dan memberi. Mengambil dari kurnia dan rahmat Allah dan memberikan kepada fakir dan miskin yang ditimpa kesempitan.Mereka tunaikan hutang orang yang berhutang yang tiada kuasa untuk melunaskannya. Mereka adalah raja-raja, bukan raja-raja dunia kerana raja-raja dunia itu mengambil dan tidak memberi, sedangkan kaum itu mengutamakan orang lain dan menunggu-nungguorang yang tidak hadir. Mereka mengambil dari tangan Allah bukan tangan makhluk. Usaha anggota badan mereka untuk makhluk, sedangkan usaha hati mereka untuk mereka sendiri. Mereka berinfak (memberikan harta) itu kerana Allah bukan kerana hawa nafsu, bukan kerana pujian dan sanjungan. Tinggalkan kaum yang sombong terhadap Allah dan terhadap makhluk, kerana sombong itu termasuk sifat orang-orang pemaksa yang mana mereka dibenamkan ke dalam neraka jahanam. Apabila kamu marah kepada Allah maka kamu sombong kepada-Nya. (Pesanan Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani)

SINAR CAHAYA REMBULAN

Dengan membinasakan yang ujud menjadikan yang wujud hanya Dia. Dengan melenyapkan yang zahir menjadikan yang terzahir hanya satu dalam keesaan Dia. Dengan mematikan yang hidup menjadikan yang hidup kekal dalam kebaqaan Dia. Untuk mengenal Dia dengan cara ini perlulah melihat kepada sifat-sifat kebesaran Allah. Wahdaniah, Qadim, Baqa, Mukhalafatu lilhawadis dan Qiamuhu bi nafsihi, hanya Allah yang mempunyai sifat keagungan ini, manusia sedikitpun tidak dapat menghidunya. Tetapi dengan sifat-sifat keagungan Allah, Dia dapat dililhat dengan Nyata dan Terang, bagaimanpun untuk sampai kepada pemahamannya yang sebenar perlukan petunjuk yang sangat halus dan seni daripada mereka yang mengetahuinya, kerana ditakuti nanti ada pula yang bertuhankan diri sendiri atau mengaku diri sebagai tuhan seperti Firaun di zaman dahulu . nauzubillah min zalik. Bagaimanapun apabila sifat-sifat keagunganNya itu dianugerahkan kepada salik, jadi apakah yang tinggal kepadanya? Maka yang tinggal itu bukan

ALLAH AL-HAQ

FADZALIKUMU ALLAHU ROBBUKUMU AL-HAQ : "maka yang demikian itulah ALLAH, Robb KAMU yang AL HAQ" * Di antara Al-Asma'ul Husna adalah Al-Haq (Yang Maha Benar). Nama yang mulia ini telah Allah sebut dalam Al-Qur’an Qodim wahyu yang agung, walaupun Tanpa terulis pun bisa dibaca. Al-Haq, Yang Maha Benar, pada Dzat dan sifat-Nya. Maka ada-Nya adalah suatu kepastian. Maha sempurna seluruh sifat-Nya. Dzat-Nya mengharuskan keberadaan-Nya,dan tiada keberadaan sesuatu dari suatu apapun kecuali dengan kehendak-Nya. Dialah yang masih tetap dan terus memiliki sifat keagungan, keindahan, dan kesempurnaan, tiada batas dan pembatas. . Firman-Nya Maha benar, perbuatan-Nya benar, perjumpaan dengan-Nya juga benar, para rasul-Nya benar, kitab-kitab-Nyabenar, agama-Nyalah yang benar, ibadah kepada-Nya satu-satu-Nya adalah benar, dan segala sesuatu yang disandarkan kepada-Nya adalah benar.

RASA JIWA DALAM KESADARAN

Syukur adalah keimanan hamba, bahwa segala sesuatu adalah milik-Nya, dan berasal dari-Nya, Sementara Sabar adalah Keimanan hamba, bahwa dirinya adalah milik-Nya. Syukur adalah lewat karunia dan nikmat, sementara sabar adalah lewat Kesulitan dan Kesukaran. Dalam Syukur, kita Menyaksikan Karunia yang berasal dari ALLAH. Dalam sabar, kita melihat ALLAH mendapatinya dalam posisi yang benar semata. Syukur adalah menyaksikan kebaikan, Karunia dan Kemurahan, Kasih Sayang dan Rahmat-Nya. Sementara sabar adalah menyaksikan ketentuan-Nya. Syukur adalah menyaksikan karunia ALLAH terhadap hamba-Nya, sementara sabar adalah menuntut kejujuran dari dirinya. Syukur ibarat obat-obatan kimia, yang dituangkan kepada emas sehingga menjadi emas, sementara : sabar ibarat api yang membersihkan emas, serta membersihkan karatnya? akibat banyak dibakar tanpa campuran kimia. Syukur adalah menyaksikan segala sesuatu sebagai milik-Nya, sedangkan sabar adalah menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya, setelah

KISAH DARI KITAB ALLAH YANG DAHULU

Suatu ketika Rasulullah S.A.W telah ditanya tentang suhuf yang diturunkan kepada suhuf Nabi Allah Musa a.s. Rasulullah S.A.W berkata : "Sebahagian daripada kandungan suhuf Nabi Musa A.S : * 1. Aku hairan pada orang yang telah meyakinkan akan datangnya kematian (yakin dirinya akan mati dan ditanya tentang amalannya), tetapi mengapa mereka merasa senang dan gembira di dunia (tidak membuat persediaan). * 2. Aku hairan kepada orang yang telah meyakini akan adanya qadar (ketentuan) Allah, tetapi mengapa mereka marah-marah (bila sesuatu musibah menimpa dirinya). * 3. Aku hairan pada orang yang telah meyakini akan adanya hisab (hari pengiraan amal baik dan buruk), tetapi mengapa mereka tidak berbuat kebaikan?" * Rasulullah S.A.W ditanya pula tentang sebahagian daripada kitab Taurat, Nabi berkata : "Antara kandungannya ialah : * 1. Wahai anak Adam, janganlah kau merasa khuatir akan kekuasaan (pangkat), selagi kekuasaanKu kekal abadi iaitu tidak akan hilang selamanya

KATA KATA HIKMAH BUAT DIRIKU YANG LALAI

"Kenallah (BERIBADAH) kepada Allah pada waktu lapang, pasti Dia akan mengenalmu (DIA AKAN MENOLONGMU ) di waktu sempit/kesusahan. Ketahuilah, sesungguhnya apa yang (DITETAPKAN) tidak mengenai padamu, pasti tidak akan menimpa kepadamu. Sebaliknya, apa saja yang (DITETAPKAN) menimpamu, pasti tidak dapat terhindar darimu. Sesungguhnya pertolongan Allah itu datangnya bersama kesabaran, kesenangan bersama (SETELAH) kesusahan, dan sesungguhnya yang ada bersama kesulitan adalah (KEMUDIAN AKAN DATANG) kemudahan." (Maksud Hadis Bukhari dan Muslim) Berkata para arifin: "Ada lima dosa yang lebih besar daripada dosa itu sendiri; membesar-besarkan dosa (MEMBANGGA-BANGGAKAN PERBUATAN DOSANYA) adalah lebih besar daripada dosa. Meremehkan (MEMANDANG REMEH) dosa adalah lebih besar daripada dosa.Terus menerus didalam mengerjakan dosa adalah lebih besar daripada dosa. Terang-terangan berbuat dosa adalah lebih besar daripada dosa. Berani berbuat dosa adalah lebih besar daripada dosa itu

TERBAKAR API CINTA ILLAHI

Bagi seorang hamba yang tengah terbakar api cinta kepada ALLAH, tak ada keinginan selain bisa dekat dengan Sang Kekasih. Ia suka memilih tempat yang sunyi, menyendiri dari manusia dan dunia (zuhud), untuk mencurahkan isi hati kepada Kekasihnya. Baginya, dunia ini tak ada nilainya. Bahkan akhirat pun tak ia lirik. Ia hanya punya satu keinginan: menuju pintu kedekatan dengan-Nya.Bila seorang hamba hatinya telah dekat kepada-Nya, maka dunia dan akhirat akan menjadi miliknya. Namun, untuk mencapai maqam seperti itu tidaklah mudah. Diperlukan mujahadah keras untuk mengosongkan hati dari makhluk, hingga yang tersisa di hati hanyalah ALLAH. "Manusia hanya punya satu hati, yang apabila telah penuh dengan sesuatu, tak lagi punya ruang untuk yang lain". * ( Syekh Abdul Qadir Al-Jailani )

NASEHAT PENERANG JIWA

Hai orang-orang yang lalai ! Secara terang-terangan Engkau menentang ALLAH S.W.T YANG MAHA BENAR dengan bermaksiat kepada-Nya tetapi merasa aman dari siksa-Nya? Ketahuilah tak lama lagi rasa aman itu akan berubah menjadi KETAKUTAN, masa luangmu menjadi KESEMPITAN, KESEHATAN-mu menjadi sakit, KEMULIAN-mu menjadi kehinaan, KEDUDUKAN-mu menjadi rendah, KEKAYAAN-mu menjadi kemiskinan. Ketahuilah ! Rasa aman dari siksa ALLAH 'Azza wa jalla yang akan kau peroleh di hari KIAMAT sesuai dengan rasa takutmu kepada-Nya di dunia ini. Sebaliknya, ketakutanmu di hari kiamat, sesuai dengan rasa amanmu ( dari siksa ALLAH S.WT. ) di dunia. Sayangnya ! Engkau tenggelam di dunia dan terperosok ke lembah kelalaian, sehingga cara hidupmu seperti hewan. Yang kalian ketahui hanya makan, minum, menikah dan tidur. Keadaan kalian ini tampak nyata bagi orang-orang yang berhati suci. Rasa rakus terhadap dunia, keinginan untuk mencari dan menumpuk-numpuk harta telah memalingkan kalian dari jalan ALLAH 

TAFSIR IYYAKA NA'BUDU WA IYYAKA NASTA'IN

Sejumlah Sufi juga menegaskan: * IyyaKa Na'budu adalah kefanaan hamba, wa-IyyaKa Nasta’in adalah Baqo’Nya Allah SWT. * IyyaKa Na'budu, adalah jika engkau tak mampu melihatNya maka Dialah yang Melihatmu, dan wa-IyyaKa Nasta'in jika engkau menyembah seakan-akan engkau melihatNya. * IyyaKa Na'budu adalah Mi'raj, wa-IyyaKa Nasta'in adalah Rahmatan Lil-'Alamiin. * IyyaKa Na'budu adalah ibadah dan ‘ubudiyah (hendaknya menyembah dan menuju) wa-IyyaKa Nasta'in adalah 'abudah, hendaknya engkau Musyahadah dan Ma'rifah. * IyyaKa Na'budu adalah Taraqqy (menanjak ke Ilahi), dan wa-IyyaKa Nasta'in adalah Tanazzul (turun bersama Allah Azza wa-Jalaa). . Penafsiran ayat di atas tentu akan terus memanjang tiada akhir, karena sifat absolutnya Ketuhanan Allah Rabbul' Izzah.

SUFI JUGA MENGIKUTI AJARAN SEORANG NABI

Metode Sufi hidup adalah tentang mencapai kedekatan ilahi. Sufi melihat semua materi dari perspektif ini. Sebagai tujuan langsung adalah Allah saja, penting bagi sufi untuk diingat bahwa setiap tindakan dan keputusan ada di depan Tuhan dan menyangkut Tuhan. Misalnya sufi menghormati dan mengikuti nabi. Alasan untuk ini adalah ia hanya melihat Allah, ia menyadari bahwa Allah mengirimkan seorang nabi dan memberinya petunjuk tertentu bagi masyarakat dan siapa saja menolak untuk mengikuti secara langsung menolak untuk mengikuti Tuhan. Untuk itu, sufi melihat petunjuk nabi sebagai gerbang dan hanya gerbang Tuhan. Kedekatan ilahi tidak mungkin tanpa mengikuti nabi, sebagai sufi memahami bahwa Allah pada akhirnya pemilik pengirim nabi.

TUJUAN DAN KEBEBASAN

Segala sesuatu di dunia eksistensi memiliki akhir dan tujuan. Akhirnya adalah kematangan dan tujuannya adalah kebebasan. Misalnya, buah tumbuh di pohon sampai matang dan kemudian terjatuh. Buah yang matang mewakili kematangan, dan buah yang jatuh adalah kebebasan. Tujuan akhir adalah kembali ke asal seseorang. Semuanya yang mencapai asalnya telah mencapai tujuannya. Seorang petani menabur gandum di tanah dan cenderung itu. Itu mulai tumbuh,dan akhirnya benih lagi menjadi gandum. Ini telah kembali ke bentuk aslinya. Lingkaran selesai. Melengkapi lingkaran eksistensi adalah kebebasan .

CAHAYA KENYAKINAN

"SEANDAINYA CAHAYA KEYAKINAN MENYINARIMU, NISCAYA ENGKAU MELIHAT AKHIRAT LEBIH DEKAT DARI PADA ENGKAU BERJALAN MENUJUNYA DAN ENGKAUPUN DAPAT MELIHAT 'GERHANA' KEFANAAN BENAR-BENAR MELANDA KEINDAHAN DUNIA. * Artinya : Hidup didunia fana ini Cuma sekejap bila Yang Maha kekal menjadi fokus kita. Oleh karenanya jika engkau melihat dengan cahaya hatimu, engkau menyadari betapa singkat, betapa pendek waktu kita dan begitu cepat akhirat tiba. Segala pesona dunia hanyalah kilauan dan cerminan keindahan surga yang sempurna. Hati yang suci tidak akan ternoda oleh kilauan dan kekacauan dunia ini, serta akan senantiasa siap menyongsong kematian.

HATI YANG KERING BUAHNYA AKAN RONTOK

"Hati tak ubahnya seperti sebatang pohon yang disirami air ketaatan. Keadaan hati mempengaruhi buah yang dihasilkan anggota tubuh. Buah dari mata adalah perhatian untuk mengambil pelajaran. Buah dari telinga adalah perhatian terhadap Al-Quran. Buah dari lidah adalah dzikir. Kedua tangan dan kaki membuahkan amal-amal kebajikan. Sedangkan, jika hati dalam keadaan kering, buah-buahnya pun akan rontok dan manfaatnya hilang. Karena itu, ketika hati itu kering, siramilah dengan memperbanyak dzikir." . Ibnu Atha’illah dalam Taj A-‘Arus Al-Hawi li Tahdzib An-Nufus

ZIKIR PENENTRAM HATI (IBNU ATHOILAH)

"JANGAN TINGGALKAN DZIKIR LANTARAN TIDAK BISA BERKONSENTRASI KEPADA ALLAH KETIKA BERDZIKIR. KARENA KELALAIANMU (TERHADAP ALLAH ) KETIKA TIDAK BERDZIKIR LEBIH BURUK KETIMBANG KELALAIANMU KETIKA BERDZIKIR. MUDAH-MUDAHAN ALLAH MENGANGKATMU DARI DZIKIR PENUH KELALAIAN MENUJU PENUH KESADARAN, DAN DARI DZIKIR PENUH KESADARAN MENUJU DZIKIR YANG DISEMANGATI KEHADIRAN-NYA, DAN DARI DZIKIR YANG DI SEMANGATI KEHADIRAN-NYA MENUJU DZIKIR YANG MENIADAKAN SEGALA SELAIN-NYA. " DAN YANG DEMIKIAN ITU BAGI ALLAH TIDAKLAH SUKAR" ¤ Maksudnya : Doa, munajat, dzikir dan seluruh tindakan pengabdian akan sangat efektif bila hati kita damai, suci dan hadir. Tetapi kita harus terus melaksanakan kegiantan itu kendati kita sedang diganggu dan digoda. Bahkan, ingatan atau dzikir dengan lisan dapat membangkitkan hati. Pencerahan dan kesadaran mempunyai derajat-derajatdan tingkat-tingkatnya dan satu tingkat dapat mengantar ke tingkat lainnya. Keadaan akhir yang diinginkan adalah kesadaran hanya

DZIKIR MEMURNIKAN HATI

Tujuan Dzikir adalah untuk memurnikan hati dan jiwa dan membangkitkan hati nurani manusia. dengan mengingat Allah maka ia memiliki dampak yang lebih besar dari dalam sehingga dapat menahan dari perbuatan keji dan mungkar dari sekedar shalat resmi .. ketika seorang hamba membuka jiwanya kepada Tuhan, kemudian ia memuji- memuji-Nya, maka Allah akan menguatkan dia dengan terang-Nya,meningkatkan-nya, sehingga iman dan keyakina-nya , meyakinkan pikiran dan hatinya. . Hal ini mengacu pada "orang-orang yang beriman, dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah, karena tanpa keraguan dalam mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram." [13:28]

MANUSIA BERBEDA-BEDA TABIATNYA

Telah diketahui secara pasti bahwa manusia punya tabiat yang berbeda-beda. Ada orang yang sifatnya selalu senang,ada yang sering murung, ada juga yang tawadhu', ada yang sombong, dan seterusnya. Sifat-sifat tersebut yang paling istimewa adalah orang yang sedikit marahnya dan segera mengakui salah serta kembali kepada kebenaran. Orang yang seperti ini akan cepat mengakui kesalahannya, akan cepat bertaubat dan merasa bersalah yang membawanya untuk kembali ke jalan kebenaran dan memohon ampunan. Jiwanya selalu memerintahkan kepada keburukan, tetapi dirinya mampu menguasainya dan mengalahkannya sehingga dia akan segera kembali kepada kebenaran. Orang semacam ini yang akan mendapat keutamaan. Apa saja keutamaan kembali kepada kebenaran? Jawabnya:

SETIAP MAKHLUK TELAH DITENTUKAN AJALNYA

Ahlul sunnah bersaksi dan berkeyakinan bahwa Allah 'azza wa jalla telah menentukan batas akhir kehidupan bagi setiap makhluk. Sesungguhnya setiap jiwa itu tidak akan mati kecuali dengan izin Allah dan takdir dari-Nya. Apabila sudah ditakdirkan waktunya mati, maka tidak ada pilihan lagi kecuali mati. Tidak bergeser sedikitpun. Allah berfirman: . "Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu, maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya sesaatpun dan tidak pula memajukannya" (Al-A'raaf:34) . Allah juga berfirman: . "Setiap yang bernyawa tidak akan mati kecuali dengan izin Allah sebagai ketentuan yang telah ditetapkan waktunya." (Ali-Imran:145) . Mereka juga bersaksi dan berkeyakinan bahwa siapa yang mati atau terbunuh, maka hal itu merupakan takdir. Allah berfirman: . "Katakanlah: "Sekiranya kamu berada dirumahmu, niscaya orang-orang yang telah ditakdirkan akan mati terbunuh itu keluar (juga) ketempat mereka terbunuh...

PERSAKSIAN TERHADAP ORANG YANG MATI DENGAN KEYAKINAN YANG DIBAWANYA

Ahlus Sunnah bersaksi atas orang yang mati dalam keadaan Islam akan masuk syurga. Dan jika ia ditakdirkan oleh Allah untuk disiksa terlebih dahulu di dalam neraka karena perbuatan dosa-dosanya yang belum bertaubat, maka adzab itu tidak kekal, pada akhirnya Allah akan masukkan dia ke Syurga. Tidak ada seorangpun dari muslimin yang akan kekal di neraka sebagai keutamaan dari Allah. Dan siapa yang mati dalam keadaan kafir -Wal 'iyadzu billah-, maka tempat kembalinya adalah neraka dan akan kekal didalamnya.

HASIL AKHIR KEHIDUPAN PARA HAMBA ADALAH HAL GHAIB

Ahlus Sunnah bersaksi dan berkeyakinan bahwa hasil akhir kehidupan para hamba adalah hal yang ghaib. Seseorang tidak mengetahui bagaimana ia mengakhiri hidupnya. Mereka tidak menghukumi seseorang bahwa dia calon penghuni syurga atau calon penghuni nereka, kerena hal itu merupakan perihal ghaib. Mereka tidak mengetahui dengan apa mereka mengakhiri hidupnya (apakah dengan keimanan atau dengan kekufuran). Oleh karena itu mereka mengatakan: . "Mukmin insya Allah" (artinya: termasuk dari mukminin yang mengakhiri hidupnya dengan kebaikan, insya Allah)

KEHENDAK ALLAH 'AZZA WA JALLA

Demikian juga termasuk madzhab Ahlus Sunnah wal Jama'ah, bahwa Allah 'azza wa jalla berkehendak atas semua amal perbuatan hamba-hamba-Nya, yang baik maupun yang jelek. Tidak ada seorang pun yang beriman kecuali dengan kehendak-Nya. Dan tidak ada seorangpun yang kafir kecuali dengan kehendak-Nya. Jika Allah menghendaki, niscaya Allah jadikan mereka satu umat, sebagaimana firman Allah: . "Dan jikalau Rabbmu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang di muka bumi seluruhnya.." (Yuunus:99) . Kalau Allah menghendaki untuk tidak terjadi kemaksiatan, Allah tidak ciptakan Iblis. Maka kekufuran orang yang kafir, keimanan orang yang beriman, (keingkaran orang atheis, tauhidnya ahli tauhid, ketaatan orang yang taat, dan kemaksiatan orang yang bermaksiat) semuanya terjadi kerena ketentuan, takdir, keinginan dan kehendak-Nya. Dan Allah menghendaki semuanya itu dan menakdirkannya. Namun Allah meridhai keimanan dan membenci kekufuran dan kemaksiatan. Allah berfirman

KEBAIKAN DAN KEJELEKAN

Ahlus Sunnah bersaksi dan berkeyakinan bahwa kebaikan dan kejelekan, manfa'at dan mudarat (kejadian yang manis maupun yang pahit) semuanya dari takdir dan ketentuan Allah ta'ala, tidak ada yang mampu mencegahnya, menyimpangkan atau menjauhkannya. Seseorang tidak akan tertimpa suatu musibah melainkan apa yang telah ditakdirkan. Meskipun seluruh makhluk berusaha keras untuk menolong orang tersebut, akan tetapi Allah menakdirkan untuk tertimpa musibah maka usaha tersebut tidak berhasil. Demikian juga meskipun seluruh makhluk berusaha untuk mencelakakan dirinya akan tetapi orang tersebut tidak ditakdirkan celaka, maka usaha tersebut tidak akan berhasil, hal ini sebagaimana hadits dari Ibnu Abbas radiallahu'anhu. Yakni sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam: . "Ketahuilah, bahwa seseungguhnya seandainya bersatu umat manusia untuk memberikan manfa'at padamu dengan sesuatu, niscaya tiadalah mereka dapat melakukannya kecuali dengan sesuatu yang ditakdirkan

SEORANG MUSLIM TIDAK AKAN DIKAFIRKAN KARENA DOSANYA

Ahlus Sunnah berkeyakinan bahwa seorang mukmin meskipun melakukan dosa-dosa kecil dan besar tidak bisa dikafirkan dengan semuanya itu. Meskipun dia meninggal dunia dalam keadaan belum taubat, selama masih dalam tauhid dan keikhlasan, urusannya terserah Allah. Jika Ia menghendaki, Ia akan mengampuni dan memasukkannya ke surga pada hari Kiamat dalam keadaan selamat, beruntung dan tidak disentuh oleh api neraka, tidak disiksa atas segala dosa yang pernah dilakukannya, ia biasakan dan terus menyelimutinya sampai hari kiamat. Namun apabila Allah kehendaki, bisa saja Ia menyiksanya di neraka untuk sementara, namun adzab itu tidak kekal, bahkan akan dikeluarkan untuk dimasukkan ke tempat kenikmatan yang abadi (surga) Guru kami (Al-Imam Abu Thayyib) Sahal bin Muhammad (As-Sha'luki) rahimahullah berkata: "Seorang mukmin, walaupun disiksa di neraka, ia tidak akan dicampakkkan seperti dicampakkannya orang kafir. Ia pun tidak kekal seperti orang-orang kafir, dan ia tidak akan celaka

IMAN MENCAKUP UCAPAN DAN PERBUATAN, BERTAMBAH DAN BERKURANG

Termasuk pemahaman Ahlu Hadits adalah meyakini bahwa iman adalah ucapan, perbuatan, dan ma'rifah, bisa berkurang karena kemaksiatan dan bertambah karena ketaatan. Sufyan bin Uyainah menyatakan: "Iman itu adalah ucapan dan perbuatan, bertambah dan berkurang", maka saudaranya yang bernama Ibrahim bin Uyainah berkata: "Wahai Abu Muhammad, tadi kamu mengatakan iman bisa berkurang?!" Maka Sufyan bin Uyainah berkata: "Diam kamu 'anak kecil' Sungguh iman bisa berkurang hingga tidak tersisa sedikitpun. " Ibnu Mubarak rahimahullah suatu ketika datang ke kota, salah sorang ahli ibadah tiba-tiba mendatanginya -yang diperkirakan berpemahaman khawarij- lalu ia bertanya kepada Ibnu Mubarak: "Wahai Abu Abdirrahman, apa pendapatmu terhadap seorang pezina, pencuri, dan peminum khamar", Beliaupun menjawab: "Aku tidak mengeluarkannya dari keimanan." maka laki-laki itu menukas: "Kamu sudah tua malah menjadi murji'ah",

HIDAYAH DATANGNYA DARI ALLAH

Mereka (Ashabul Hadits) bersaksi bahwa Allah ta'ala memberi petunjuk kepada siapa saja yang dikehendaki menuju Agama-Nya dan menyesatkan siapa saja yang dikehendaki untuk menjauhi Agama-Nya, namun bagi orang yang disesatkan-Nya tidak ada alasan (untuk bebas dari siksa-Nya). Allah berfirman: "Katakanlah: Allah mempunyai hujjah yang jelas lagi kuat; maka jika Dia menghendaki, pasti Dia memberi petunjuk kepada kamu semuanya". (Al-An'am:149) Allah berfirman: "Dan kalau Kami menghendaki niscaya Kami akan berikan kepada tiap-tiap jiwa petunjuk (bagi) nya, akan tetapi telah tetaplah perkataan (ketetapan) daripadaku; "Sesungguhnya akan Aku penuhi neraka Jahannam itu dengan jin dan manusia bersama-sama. (as-sajdah:13) Allah juga berfirman:"Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi nereka Jahannam kebanyakan dari jin dan manusia. (Al-A'raf:179) Maha suci Allah yang telah menciptakan makhluk tanpa merasa butuh kepada mereka. Allah menciptakan mer

WAHAM MAKRIFAT ITU SEPERTI MEMELUK BERHALA

Bismillah Sejenak mari kita simak bait- bait syair Jalaluddin Rumi Yang jelas menyindir saudara-saudara kita yang merasa sudah makrifat namun nyatanya tertipu oleh khayalannya sendiri ... (Kearifan Cinta) Cinta yang dibangkitkan oleh khayalan yang salah dan tidak pada tempatnya bisa saja menghantarkannya pada keadaan Mabuk Linglung Namun kenikmatan itu, jelas tidak seperti bercinta dengan kekasih sebenarnya kekasih yang nyata akan hadirnya seseorang yang mencintainya ini sebagaimana kenikmatan lelaki yang memeluk tugu batu di dalam kegelapan sambil menangis dan meratap. Meskipun dia merasa nikmat karena berfikir bahwa yang dipeluk adalah kekasihnya, tapi jelas tidak senikmat orang yang memeluk kekasih sebenarnya kekasih yang Hayat dan Sadar. Semoga kita terhindar dari persangkaan nafsu yang keliru .

MANUSIA HAKIKI

Ketahuilah... BAHWA MANUSIA YANG HAKIKI ADALAH WUJUH HAQ , 'KEMANDIRIAN DAN KODRAT' . BERDIRI DENGAN SENDIRINYA, SUKMA MENJELMA SEBAGAI HAMBA , 'HAMBA MENJELMA PADA SUKMA' , NAFAS SIRNA MENUJU KETIADAAN . ADA-NYA KEHIDUPAN ITU KARENA 'PRIBADI ' DITETAPKAN OLEH 'PRIBADI' . DITETAPKAN OLEH KEHENDAK NYATA , HIDUP TANPA SUKMA TIADA MERASAKAN SAKIT ATAU LELAH , SUKA DUKA PUN MUSNAH BERDIRI SENDIRI MENURUT KARSANYA HIDUP SESUAI KEHENDAK-NYA . HIDUP ITU BERSIFAT BARU, DILENGKAPI PANCA INDERA SEBAGAI BARANG PINJAMAN. BILA DIMINTA PEMILIK-NYA KEMBALI MENJADI TANAH DAN MEMBUSUKBila , HANCUR DAN BERSIFAT NAJIS , KARENA SIFAT-NYA ITU PANCA INDERA TAK DAPAT DIPAKAI PEDOMAN BUDI, PIKIRAN, ANGAN-ANGAN DAN KESADARAN . Satu wujud dengan akal Bisa menjadi gila, sedih, bingung, lupa, tidur, Sering tak jujur dan ajak dengki dengan sesama untuk kebahagiaan sendiri Timbulkan jahat dan sombong Ke lembah nista nodai Nama dan Citra...

SEMAKIN DIBERI SEMAKIN BANYAK KEINGINAN

baginya siapa banyak diberi, maka semakin banyak yang diharapkan. ketika kita berdoa kepada ~Allah untuk sesuatu yang besar, tanyakan pada diri sendiri: apakah kita bersedia untuk berusaha, apakah kita siap untuk menerima, hanya karena kita mencari tidak berarti kita pantas apa yang kita cari. kita harus bertahan dengan cobaan yang besar dan harus siap untuk menerima hadiah yang besar. semoga ~Allah memberikan kita karakter dan kesabaran untuk menerima apa yang kita cari dengan rasa syukur dan penghargaan. ~Aamiin.

HADIST QUDSI PEMBANGKIT JIWA

Tak ada cara yang lebih baik bagi hamba-Ku untuk mendekatkan diri kepada-Ku selain mengerjakan kewajiban yang Ku-bebankan padanya. Dan hamba-Ku akan terus mendekati-Ku dengan mengerjakan nawafil hingga Aku mencintainya. Jika Aku mencintai, maka Aku adalah telinga yang dengannya ia mendengar, mata yang dengannya ia melihat, tangan yang dengannya ia menyentuh, dan kaki yang dengannya ia melangkah. Maka, dengan-Ku ia mendengar, menyentuh, dan berjalan. Jika ia meminta pasti Ku-beri, dan jika memohon pertolongan pasti Ku-tolong. - Tak ada pekerjaan yang ragu untuk Ku-kerjakan selain memisahkan jiwa hamba-Ku yang mukmin (dari raganya) yang tidak ingin mati, karena Aku tidak ingin menyakitinya, padahal (kematian) itu harus terjadi padanya." (HR Bukhari)

KOBARAN NAFSU DALAM JIWA

Saudaraku, Imam Al-Ghazali memberi nasihat bahwa jika kita telah menyadari kebebalan jiwa kita dan merasa sulit untuk mendisiplinkan diri, kita harus menyertai orang-orang yang terbiasa mempraktikkan muhasabah agar semangat dan kegairahan spiritualnya menulari kita. Seorang wali biasa berkata, "Jika aku lalai mendisiplinkan diri, aku menatap Muhammad Ibn Wasi hanya dengan memandangnya. Gairah ruhaniku seketika itu bangkit, setidaknya untuk seminggu. Jika kita tidak bisa menemukan orang yang dapat diteladani, maka pelajarilah kehidupan para wali. Selain itu, kita harus mendorong jiwa agar tetap bersemangat. Lalu, katakan kepada jiwa kita: "Wahai jiwaku, kau anggap dirimu cerdas, dan kau marah jika disebut bodoh. Sebetulnya kau ini siapa? Kau siapkan pakaian untuk menutupi tubuh dari gigitan musim dingin, tetapi tak kausiapkan diri untuk akhirat." Katakan juga kepada jiwa: "Sungguh, kau seperti seseorang yang, saat musim dingin berkata, 'Aku tak akan

KEKUATAN DALAM CINTA

Cinta memang sangat menggoda. ia sering membutakan mata. bila ia datang, susah dibendung. kita ingin memiliki, memeluk dan menjadi pujaan hati. getaran hati selalu timbul. waktu kerja, terjaga, tidur, atau saat terdiam. Rasa ini diperkenalkan Tuhan untuk manusia. kita mendapat anugerah cinta-Nya untuk saling mencinta sesama manusia, sesama makhluknya. Namun, cinta kepada makhluk hanya bersifat fana, temporal, dan selalu terikat oleh ruang dan waktu. Tak ada keabadian bagi cinta antar makhluk. ia bisa terhenti saat kita menutup mata. Tapi, berbeda dengan cinta kepada Sang Maha Cinta. Cinta kepada Allah adalah segalaanya. ia adalah kebahagiaan tertinggi. sumber dari segala sumber cinta yang harus kita raih. Tuhan adalah sumber cinta, sebelum kata cinta digunakan oleh manusia. Dia yang memberi cinta kepada seluruh makhluk-Nya. Namun, hanya beberapa gelintir saja, yang dapat menjadi kekasih-Nya..... "Makhluk paling bahagia di akhirat kelak adalah mereka yang paling ko

BERJALAN MELEWATI ARUS

Setiap detik jutaan yang berbeda Saling menghilangkan satu sama lain Dan saling menciptakan kembali satu sama lain Selalu ada arus perjalanan yang bergerak Antara yang ada dan yang tiada Setiap malam seluruh pikiran-lebur dalam lautan gelap ketidak beradaan Tapi fajar membawanya kembali dari dasarnya, seperti ikan-ikan Musim gugur merampas kehidupan dari dunia Dan burung gagak berduka cita dengan baju dan dasi hitam Tapi, pada musim semi semua keindahan yang dicuri dikembalikan Temanku, berpikirlah tentang ini barang sejenak . . . Musim gugur dan semi selalu ada dalam dirimu _ _ _ _ Kehidupan itu keserasian antara yang berbeda Kematian adalah sebuah pertentangan yang saling melengkapi _ _ _ _ Air asin dan air tawar Selamanya akan dipisahkan di dunia ini Lupakan keduanya! Ikutilah semua jalan menuju sumber keduanya _ _ _ _ Hingga racun dan gula sama di hadapanmu Barulah kamu akan dapat mencium semerbak Keesaan (Jalaluddin Rumi)

CINTA BERSAMA ALLAH

Sebesar apa-pun penderitaan bila dihadapi dengan cinta kepada Allah, maka ia akan terasa ringan. Bukti rasa cinta kita kepada Allah adalah sikap taat, sabar, ridha dan ikhlas atas semua keputusan-Nya, serta selalu bersyukur atas rahmat dan cinta-Nya. Maka, mari perkaya jiwa kita dengan gairah cinta kepada Allah. Abu Dzar r.a mengatakan bahwa Rasulullah SAW bertanya kepadaku: "Wahai Abu Dzar...! Apakah menurutmu harta yang banyak itu menandakan kekayaan?". Aku menjawab: "Benar, wahai Rasulullah!". Tanya beliau kembali: "Apakah menurutmu harta yang sedikit menandakan kefakiran?" Jawabku: Benar, Wahai Rasulullah!" Kemudian Rasulullah SAW bersabda: "Ketahuilah, bahwa sesungguhnya orang yang kaya adalah orang yang kaya jiwanya. Dan yang fakir adalah yang fakir jiwanya. Karena itu siapa saja yang kaya jiwanya, maka tidak akan berbahaya baginya segala penderitaan yang dia alami di dunia ini. Sebaliknya, siapa saja yang fakir jiwanya, mak

HUBUNGAN MANUSIA DENGAN TUHAN

Tenang saat merindu.. Tafakurku dihadapanmu... Deraian airmata gugur Dalam sujudku... Betapa Agungnya cintamu.. Rindu mencengkam jiwa.. Sebak dada tiada tertahan Hanya padamu Tuhan Ku serah diri ini Pohon cintaMU yang suci hakiki… _Firman Allah : "Wama Halaqnal Jinnah Wal Insa Illah Liat Budu" (tidaklah aku jadikan jin dan manusia kecuali untuk menyembah) Dalam menjalankan tugas harian dalam konteks "Hubungan manusia dengan Tuhannya" agar janji dapat tertunaikan & sumpah dapat di pelihara maka Iblis di tugaskan bersama-sama dengan kelompoknya Syaitan untuk membuat ujian dan godaan terhadap keteguhan sumpah janji. Iblis dan pengikut-pengikutnya akan berusaha sedaya upaya agar bisa menepis kesetiaan sumpah janji manusia terhadap Allah. Manusia-manusia yang tidak berpedoman dan hampa akan terbang mengikuti arus angin ujian, maka rugilah manusia tersebut dan jadilah dia seperti "Binatang yang pandai Bicara" tetapi bagi manusia yang teguh

HARAPAN MASIH DISINI

harapan masih disini tidak pernah meninggalkan kita. kita akan melihat cahaya hanya dengan membuka mata apakah kita melihat rahmat yang paling luhur. jika kita memiliki iman kita akan tahu selalu ada harapan. seorang mukmin sejati tidak akan pernah menyerah pada bisikan setan,karena iman adalah perisai dari semua hal-hal buruk. melalui iman kita memperoleh kesabaran dan karena itu kita akan belajar untuk tidak pernah menyerah.hidup adalah cobaan, biarkan iman yang memenangkan. "mereka yang percaya dalam keesaan Allah yang hatinya tenteram dengan mengingatnya," "(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram." [QS al-Ra'd: 28]

KEMURNIAN CINTA

Sebuah aliran cinta dan belas kasihan dapat memurnikan semua tindakan jahat . Dan Allah adalah (Jalaal), dengan Kebesaran dan Keagungan ini menimbulkan kehebatan dan mempengaruhi hati sedemikian rupa sehingga tanda-tandanya tampak pada benda kasar (semua yang dapat terlihat oleh indra) Mari kita mendekati-Nya dengan lebih cinta dan dengan lebih percaya diri baik itu untuk Pengampunan Ataupun untuk Kebutuhan dari keinginan halal atau mimpi. ini penting untuk mengingatkan kepada diri sendiri bahwa Dia terus-menerus mendekat, terus mengharapkan kita untuk kembali kepada-Nya untuk segala sesuatu. Ini adalah apa yang dilakukan para awliya, mereka membawa kita lebih dekat kepada Allah ketika kita dekat mereka. Karamat mereka berbicara berempati, hatipun melunak dan kelembutan rahmat-Nya memikat. KASIH mengecewakan, rasa jengkel mungkin datang karena keterlambatan jawaban Allah untuk doa. Ini adalah trik dari setan untuk memalingkan kita dari Allah. Untuk menghindari langkah ini dekat

KERAMAT DATANG BUKAN KARENA JASA

Keramat adalah jasa yang kadang-kadang dapat diberikan kepada seorang wali. Namun,para wali 'sendiri yang membayar sedikit untuk mengindahkan fakta ini. Hal ini sering dikatakan bahwa "keramat itu didapat bukan karena keshalehan melainkan ketetapan dalam istiqamah ". Ini berarti bahwa melakukan hal-hal yang luar biasa bukan berarti harus dikatakan berbudi luhur, tapi hanya untuk menjadi pria sejati dan hidup sebagai seorang Muslim yang matang itulah salah satu sikap berbudi luhur.

HAKIKAT KEMUNAFIKAN

Jika kau tahu hakikat kemunafikan: Niscaya Kemunafikan itu ada Dalam Dirimu Karena Tidak Mungkin Berkumpul Satu Hati Dua Cinta Kecuali Cinta Yang Satu Mengusir Cinta Yang Lain. Tidak akan berkumpul Cinta Dunia Bersama Cinta Kepada Allah (Allah itu sangat pencemburu) Hati Adalah Stasiun Rasa Jika Kau Menganggap Mudah, Maka Mudahlah Segalannya . Jika Kau Anggap Susah Maka Susahlah Segalannya, Musibah itu bisa menjadi ujian maupun azab Jika menjadi ujian maka harus bersabar Jika menjadi azab maka harus bertobat.

MENYIKAPI KEMATIAN SECARA CERDAS

Kematian merupakan keharusan yang pasti akan dirasakan oleh setiap makhluk yang bernyawa, tidak terlepas juga kita sebagai manusia yang pasti akan merasakan sakitnya kematian dan kita tidak bisa lari dari kematian tersebut. Sesungguhnya manusia telah memilih bagaimana akhir kehidupannya. Dan pilihan itu ada pada bagaimana ia menjalani kehidupannya. Sebagaimana ia menjalani kehidupannya seperti itulah kemungkinan besar ia akan menghadapi kematiannya. Karena sesungguhnya dengan menjalani kehidupan berarti kita sedang berjalan menuju kematian kita. "Katakanlah sesungguhnya kematian yang kamu semua melarikan diri darinya itu, pasti akan menemui kamu, kemudian kamu semua akan dikembalikan ke Dzat yang Maha Mengetahui segala yang ghaib serta yang nyata." (QS. Jum'ah:8). Orang-orang yang berfikir secara kerdil dan menjatuhkan diri kepada keduniawian akan berlari dengan segala kemampuan yang ada dari kematian. Kematian merupakan momok yang menakutkan yang akan mengambil segala

LENTERA HATI

Gersangnya hati kian membelenggu jiwa ... sepi karenanya .... hampir tak ada setetes air membasuh jiwa ... pemandangannn gersang oleh padang ilalang ... terasa sesat disemak belukar ... berduri .... darah mulai menetes ... hampir tak ku pedulikan .... hampir disetiap jengkal langkah kaki ini ku temui rasa sakit... rasanya ingin cepat ku menemui waktu ... menemui lentera yang telah lama hilang dari hidupku .... lentera yang membangunkan hidupku dari kegelapan dunia fana ... CAHAYA CINTA ALLAH S.W.T yang hampir punah dari kehidupanku ... secercah sinar harapan yang hampir tenggelam oleh waktu... hampir lupa karena kesibukan duniawi.... hanya kesenangan semata yang ku dapat ... Aku hampir meninggalkan ia dari hatiku .... namun sedetikpun ia tak pernah meninggalkanku sendirian ,,, aku percayaaa LENTERA HATI itu akan tetap menyalaa bagi setiap umat yang mau mengingat ALLAH SWT...

TAZKIYAH = PEMURNIAN JIWA

Islam memiliki tiga dimensi atau tingkat, yang dalam bahasa Arab disebut islam, iman, dan ihsan. Islam (penyerahan) mengacu untuk memiliki tindakan yang benar, yaitu, orang-orang yang sesuai dengan Al-Quran dan Sunnah. (Iman) Iman mengacu untuk memiliki pengetahuan yang benar (aqidah). Ihsan (keunggulan) mengacu untuk memiliki motivasi yang benar. Banyak perhatian diberikan kepada islam dan iman dan hal-hal dari syariat dan aqidah. Tapi ihsan juga penting. Memiliki motivasi yang benar berarti memurnikan jiwa kita dari tingkah laku kemunafikan, kelalaian, dan segala sesuatu yang membuat kita dari melayani Allah SWT demi-Nya sendiri. Pemurnian jiwa ini disebut Tazkiyah.

MEMBALAS KEBAIKAN

Gambar
Sopan santun mengajarkan bahwa kita harus membalas orang yang melakukan kebaikan. Nabi (Saw) diperintahkan itu dan berkata: "Barangsiapa melakukan kebaikan, maka balaslah, dan jika kita tidak dapat menemukan sesuatu yang dapat digunakan untuk membalas, kemudian berdoa untuk dia sampai kita berpikir bahwa kita telah membalas kebaikannya." Diriwayatkan oleh Abu Dawud (1672); dishahihkan oleh al'Albani. Membalas kebaikan berarti memilih apa yang akan membuat orang yang melakukan kebaikan merasa senang, sama seperti ia membuat kita merasa bahagia. Jadi kita harus berusaha untuk berterima kasih padanya dalam hal bentuk apapun sesuai kemampuan kita untuk membalasnya .

MENEBAR SIMPATI

Ketika kita menyentuh sisi baik pada orang, kita menemukan bahwa ada banyak kebaikan dimana mata kita mungkin tidak dapat melihat pada pandangan pertama !! Saya telah mencoba ini sendiri dengan banyak, bahkan dengan orang-orang yang muncul pada awalnya sebagai orang yang jahat atau memiliki belas kasihan sedikit. Jika kita menunjukkan beberapa simpati untuk kesalahan dan kebodohan mereka; beberapa keramahan benar kepada mereka, dan beberapa perawatan-asli tidak buatan- untuk kepentingan mereka dan keprihatinan mereka, maka musim semi kebaikan dalam jiwa mereka akan mengungkapkan kepada kita. Itu adalah ketika mereka memberikan cinta mereka, keramahan dan kepercayaan sebagai imbalan untuk hal-hal kecil yang kita berikan pada mereka dari diri kita sendiri setiap kali kita memberi mereka loyalitas, ketulusan dan kemurnian. Kejahatan tidak berakar dalam jiwa manusia sejauh kita kadang-kadang dapat bayangkan. Hanya dalam cangkang luar yang keras di mana manusia menghadapi perjuanga

MENGENAL DIRI MENGENAL TUHAN

"Makhluk adalah tabir yang menutupimu dari dirimu sendiri. Dirimu adalah tabir yang menutupi engkau dari Tuhanmu. Jika engkau hanya memperhatikan makhluk, maka engkau tak akan pernah melihat dirimu sesungguhnya. Dan, jika engkau hanya melihat dirimu sendiri, maka engkau tak akan pernah melihat siapa Tuhanmu!" --Syekh Abdul Qadir Jailani, dalam catatan yang ditulis muridnya, Al-Jubai dan dikirimkan kepada Ibn Najjar.