KUNCI RAHASIA KUN FAYAKUN
Inilah kunci pembuka makrifat 99 pancaran sifat nama ALLAH ke setiap hambanya, Untuk menggunakannya maka bacalah :
"INNAKA WALYATALLATOF KUN FAYAKUN"
baca 99 kali kepada apa yang di niatkan Lalu untuk terkabul nya hajat lain boleh di zikirkan sebanyak 9999 kali
...
Karena KUN FAYAKUN Itu menyimpan misteri dan keajaiban Allah bagi sang pengamalnya, karena itulah kekuatan Allah yang tak terhingga, mengapa jarang diantara kita menggunakannya?? padahal Allah sungguh menggunakannya atas segala sesuatunya.
KUN FAYAKUN itu adalah sebuah kekuatan yang berpuncak dari kekuatan Allah, inilah salah satu rahasia dan keajaiban Allah, sungguh bagi orang yang berfikir dan ikhlas hatinya
...
PertanyaanNya adalah kepada apa atau siapa Allah menyampaikan kalimat KUN itu untuk pertama kalinya? sehingga kemudian sejak itu wujudlah alam ciptaan Allah dalam berbagai bentuk dan dimensi (ruang dan waktu)
Jawaban dari pertanyaan ini akan menentukan arah Ketauhidan kita kepada Allah, Salah menjawabnya maka salah pula arah Tauhid kita kepadanya
...
Kalau jawabannya adalah kepada sesuatu yang belum ada, kepada ketiadaan, bahwa Allah berfirman
"KUN" itu kepada ketiadaan, lalu ketiadaan itu berubah menjadi ada, menjadi ciptaan, maka saat itu juga lunturlah Tauhid kita, Sebab dengan jawaban kita itu berarti pada saat Awwal itu ada Dua Yang Wujud, yang ada, yaitu ALLAH dan KETIADAAN, Ada dua. Ada Allah dan ada Ketiadaan
...
Apalagi kalau jawabannya adalah, Allah berfirman kepada sebuah ciptaan, lalu kemudian ciptaan itu menjelma menjadi ciptaan-ciptaan yang lainnya, Ini lebih tidak bertauhid lagi, Sebab saat Awwal itu terang-terangan ada dua wujud yang ada, yaitu Allah dan suatu ciptaan-Nya, Jadi ada dua pada saat awwal itu, Jelas sekali saat itu juga runtuhlah Tauhid pada diri kita.
Padahal Tauhid mensyaratkan bahwa Yang Awwal sebelum adanya ciptaan hanyalah semata-mata Dzat Yang Tunggal, yang Ahad, Ketiadaanpun tidak ada, Satu ciptaan sekecil apapun juga tidak ada, Yang ada hanyalah semata-mata Dzat Wajibul Wujud saja Sendiri
...
Allah pencipta langit dan bumi, dan bila Dia berkehendak sesuatu, maka Dia hanya mengatakan kepada-Nya
"JADILAH LALU JADILAH IA" :
Al Baqarah 117
...
Di dalam berbagai terjemahan al Qur'an dan pembahasan-pembahasan Makrifat selalu saja dikatakan kepada siapa Allah berkata KUN itu adalah kepada-nya, Artinya saat berkata KUN itu Allah berkata kepada sesuatu selain daripada Dzat-Nya sendiri Dengan begitu maka lunturlah Tauhid kita
...
Oleh sebab itu, orang yang BERTAUHID akan menjawab pertanyaan bahwa sabda "KUN" itu ditujukan Allah kepada Dzat-Nya sendiri, karena memang saat itu hanya Dzat-Nya saja Yang Ada, Yang Wujud, Tiada apa dan sesiapapun yang ada saat itu selain Dia, Ketiadaapun tidak ada, Dzat-Nya adalah Wajibul Wujud
...
Engkaulah Dzat yang mendahulukan, tidak ada Tuhan selain Engkau, Terjemahan Sunan At Tirmidzi Bk 5, 342 (1993)
...
Pada permulaan Allah SWT saja yang ada dan tiada apapun bersama-Nya, Terjemahan Shahih Bukhari, Vol 9, 381 1987)
...
Dia hanya mengatakan kepada-nya (Nya) : "Jadilah". Lalu jadilah ia (semua ciptaan),
Al Baqarah 2: 117
...
Jadi dengan begitu, Allah berkata Kun kepada Dzat-Nya sendiri, lalu dari Dzat-Nya itu terciptalah semua ciptaan, Ya…, semua ciptaan
...
Pertanyaannya adalah : "Apakah KESEMUA Dzat-Nya yang menjadi KESEMUA ciptaan termasuk RUANG dan WAKTU ?".
Ketepatan kita dalam menjawab pertanyaan ini amatlah sangat penting sekali, Jawaban dari pertanyaan inilah yang telah melahirkan berbagai konsep yang nanti akan mewarnai perkembangan agama islam dan semua paham dan kepercayaan yang ada di dunia ini dari dulu sampai dengan sekarang dan yang akan datang
...
Kenapa begitu…?
Karena jawaban dari pertanyaan yang inilah nantinya yang akan membawa kita untuk mengetahui HAKIKAT daripada SEMUA CIPTAAN, termasuk HAKIKAT kita sebagai MANUSIA
...
Salah dalam jawabannya, maka kita tidak akan pernah sampai memahami HAKIKAT dari semua ciptaan ini termasuk diri kita sendiri. Dengan begitu, kita nantinya akan selalu hanya berhenti pada tatanan SIFAT dari ciptaan, Kita selalu berkutat dan sibuk membahas SIFAT-SIFAT Ciptaan, Kita sibuk membahas sifat manusia, sifat si fulan, sifat alam, sifat materi, sifat energi, sifat getaran, sifat quantum, sifat gelombang, sifat partikel, sifat.
berbagai ciptaan yang memang tidak terbatas banyaknya dan ukurannya, Sibuk dan ramai, riuh rendah seperti berbalas pantun, Karena memang yang terlihat, terdengar, terasa, terbaui, terkecap dengan seluruh panca indera kita adalah SIFAT-SIFAT dari ciptaan, Kalau dibahas, maka akan ramai sekali dan tidak akan sampai kepada hakikatnya
"INNAKA WALYATALLATOF KUN FAYAKUN"
baca 99 kali kepada apa yang di niatkan Lalu untuk terkabul nya hajat lain boleh di zikirkan sebanyak 9999 kali
...
Karena KUN FAYAKUN Itu menyimpan misteri dan keajaiban Allah bagi sang pengamalnya, karena itulah kekuatan Allah yang tak terhingga, mengapa jarang diantara kita menggunakannya?? padahal Allah sungguh menggunakannya atas segala sesuatunya.
KUN FAYAKUN itu adalah sebuah kekuatan yang berpuncak dari kekuatan Allah, inilah salah satu rahasia dan keajaiban Allah, sungguh bagi orang yang berfikir dan ikhlas hatinya
...
PertanyaanNya adalah kepada apa atau siapa Allah menyampaikan kalimat KUN itu untuk pertama kalinya? sehingga kemudian sejak itu wujudlah alam ciptaan Allah dalam berbagai bentuk dan dimensi (ruang dan waktu)
Jawaban dari pertanyaan ini akan menentukan arah Ketauhidan kita kepada Allah, Salah menjawabnya maka salah pula arah Tauhid kita kepadanya
...
Kalau jawabannya adalah kepada sesuatu yang belum ada, kepada ketiadaan, bahwa Allah berfirman
"KUN" itu kepada ketiadaan, lalu ketiadaan itu berubah menjadi ada, menjadi ciptaan, maka saat itu juga lunturlah Tauhid kita, Sebab dengan jawaban kita itu berarti pada saat Awwal itu ada Dua Yang Wujud, yang ada, yaitu ALLAH dan KETIADAAN, Ada dua. Ada Allah dan ada Ketiadaan
...
Apalagi kalau jawabannya adalah, Allah berfirman kepada sebuah ciptaan, lalu kemudian ciptaan itu menjelma menjadi ciptaan-ciptaan yang lainnya, Ini lebih tidak bertauhid lagi, Sebab saat Awwal itu terang-terangan ada dua wujud yang ada, yaitu Allah dan suatu ciptaan-Nya, Jadi ada dua pada saat awwal itu, Jelas sekali saat itu juga runtuhlah Tauhid pada diri kita.
Padahal Tauhid mensyaratkan bahwa Yang Awwal sebelum adanya ciptaan hanyalah semata-mata Dzat Yang Tunggal, yang Ahad, Ketiadaanpun tidak ada, Satu ciptaan sekecil apapun juga tidak ada, Yang ada hanyalah semata-mata Dzat Wajibul Wujud saja Sendiri
...
Allah pencipta langit dan bumi, dan bila Dia berkehendak sesuatu, maka Dia hanya mengatakan kepada-Nya
"JADILAH LALU JADILAH IA" :
Al Baqarah 117
...
Di dalam berbagai terjemahan al Qur'an dan pembahasan-pembahasan Makrifat selalu saja dikatakan kepada siapa Allah berkata KUN itu adalah kepada-nya, Artinya saat berkata KUN itu Allah berkata kepada sesuatu selain daripada Dzat-Nya sendiri Dengan begitu maka lunturlah Tauhid kita
...
Oleh sebab itu, orang yang BERTAUHID akan menjawab pertanyaan bahwa sabda "KUN" itu ditujukan Allah kepada Dzat-Nya sendiri, karena memang saat itu hanya Dzat-Nya saja Yang Ada, Yang Wujud, Tiada apa dan sesiapapun yang ada saat itu selain Dia, Ketiadaapun tidak ada, Dzat-Nya adalah Wajibul Wujud
...
Engkaulah Dzat yang mendahulukan, tidak ada Tuhan selain Engkau, Terjemahan Sunan At Tirmidzi Bk 5, 342 (1993)
...
Pada permulaan Allah SWT saja yang ada dan tiada apapun bersama-Nya, Terjemahan Shahih Bukhari, Vol 9, 381 1987)
...
Dia hanya mengatakan kepada-nya (Nya) : "Jadilah". Lalu jadilah ia (semua ciptaan),
Al Baqarah 2: 117
...
Jadi dengan begitu, Allah berkata Kun kepada Dzat-Nya sendiri, lalu dari Dzat-Nya itu terciptalah semua ciptaan, Ya…, semua ciptaan
...
Pertanyaannya adalah : "Apakah KESEMUA Dzat-Nya yang menjadi KESEMUA ciptaan termasuk RUANG dan WAKTU ?".
Ketepatan kita dalam menjawab pertanyaan ini amatlah sangat penting sekali, Jawaban dari pertanyaan inilah yang telah melahirkan berbagai konsep yang nanti akan mewarnai perkembangan agama islam dan semua paham dan kepercayaan yang ada di dunia ini dari dulu sampai dengan sekarang dan yang akan datang
...
Kenapa begitu…?
Karena jawaban dari pertanyaan yang inilah nantinya yang akan membawa kita untuk mengetahui HAKIKAT daripada SEMUA CIPTAAN, termasuk HAKIKAT kita sebagai MANUSIA
...
Salah dalam jawabannya, maka kita tidak akan pernah sampai memahami HAKIKAT dari semua ciptaan ini termasuk diri kita sendiri. Dengan begitu, kita nantinya akan selalu hanya berhenti pada tatanan SIFAT dari ciptaan, Kita selalu berkutat dan sibuk membahas SIFAT-SIFAT Ciptaan, Kita sibuk membahas sifat manusia, sifat si fulan, sifat alam, sifat materi, sifat energi, sifat getaran, sifat quantum, sifat gelombang, sifat partikel, sifat.
berbagai ciptaan yang memang tidak terbatas banyaknya dan ukurannya, Sibuk dan ramai, riuh rendah seperti berbalas pantun, Karena memang yang terlihat, terdengar, terasa, terbaui, terkecap dengan seluruh panca indera kita adalah SIFAT-SIFAT dari ciptaan, Kalau dibahas, maka akan ramai sekali dan tidak akan sampai kepada hakikatnya