SYAHADAT KEMATIAN

Malam ketentuan (lailatul qadr) atau malam kemuliaan, adalah malam diturunkannya Alqur'an dari hadratulillah yang biasa di diskusikan di bulan ramadhan, sebetulnya bisa dikaji dari sisi makna spritualnya yakni malam diturunkannya Al-Qur'an Kitabullah, Kitabullah Al Insan.
.
Hadirnya manusia yang merupakan citra Allah, dan citra Kalamullah.
Inilah 'pakaian sepasang' yang di anugerahi bagi mereka yang layak mendapatkan dan memakainya.
.
Diakhir surat Alqadr, Allah menyatakan bahwa 'Keselamatan baginya (dari saat malam itu) hingga fajar'.
Kalau kita telusuri dalam 'fajar' disebutkan,
"Wahai jiwa-jiwa Muthmainnah, Kembalinya Kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhoi (Allah ridho kepadanya dan mereka pun ridho kepada Allah), masuklah dalam golongan hamba-hambaNya dan masuklah kedalam surgaNya".
.
Sebuah rangkaian indah yang membuka simpul INNALILLAHI WA INNA ILAIHI ROJI'UN.
Dan yang disebut dengan Jiwa Muthmainnah (penuh ketenangan) itu adalah jiwa yang senantiasa Tergetarkan saat Asma Allah disebut (zikrullah),
jiwa yang selalu dalam penyaksian (syahadat) kepadaNya,
jiwa yang senantiasa berhadapan dengan wajahNya (sholat), yang senantiasa kuat menahan (puasa) pandangannya dan hanya tertuju pada_Nya,
jiwa yang selalu meniti jalan kesucian Tuhan (zakat), yang berpusar pada ruh_Nya (thawaf) meskipun berada ditengah-tengah keramaian makhluk, yang senantiasa punya harapan meskipun harus bolak balik diantara 'Inna lillah' dan 'ilahi roji'un' (sa'i) dan jatuh bangun karenanya.
jiwa yang merasakan hangatnya 'Lemparan Tuhan' (jamarat) dari ahsani takwim ke asfala safilin dan menjadikannya sebagai 'batu tasbih' pengingat kepadaNya, serta jiwa yang selalu berdiri dalam Ma'rifat (wukuf) di posisi alastu birobbikum.
.
"...Alastu Birobbikum, Qooluu Balaa Syahidna...".
Dan Syahadatain itu menyaksikan Allah dan RosulNya hatta itu ditahapan rahim.
.
Saat meniti kehidupan duniawi Menyatakan syahadat kehidupan, menyaksikan Yang Maha Hidup menjadikan segala sesuatupun hidup hingga bertasbih kepadaNya.
Tiada makhluk yang mati.
Semuanya hidup menurut kadar kehidupan yang di anugerahkan padanya.
.
Tasbih dan zikrullah tiap makhluk adalah kehidupan mereka.
Pujian kepada yang Maha Hidup atas anugerah terbesarNya, adalah tetap dalam pandanganNya.
Jika Dia berpaling maka musnahlah makhluk, menemui ajalnya.
.
Tak heran kalau nabi SAW berkata bahwa "umpama orang hidup dan yang mati adalah antara yang berzikir dengan yang tidak".
.
Tasbih dan zikrullah itu adalah Sholatnya setiap makhluk.
Dan manusia yang Hidup adalah manusia yang senantiasa dalam keadaan Sholat karena Sholat menjadi fakta syahadat.
.
Menariknya, dalam syahadat di tahiyat juga di'tuntut' untuk Menyaksikan Rasul, Syahadatur Rasul.
.
Perhatikanlah !!
Mulai dari niat, takbiratul ihram, iftitah, dialog alfatihah, ruku', sujud, duduk dan tahiyat...
semua mengarah kepada Syahadatullah. Menyaksikan Allah.
.
Hingga kemudian Tiba-tiba berpindah posisi Syahadat kepada syahadat rosul.
.
Kemanakah pandangan akan dihadapkan ?
.
Di akhir hayatnya Beliau terus menyebut 'pasukannya',...
'ummati 3X'. Yang disebut Beliau itu merekalah 'ahlinya'. Lihatlah, bahkan kasih sayang, cinta dan kerisauan beliau tetap terjaga hingga akhir.
.
Seorang pemimpin yang tak meninggalkan rakyatnya.
seperti nakhoda yang Terlarang meninggallan bahtera kecuali bahtera telah berlabuh di pelabuhan dan menurunkan penumpang dengan selamat.
.
Namun bagaimanakah jika Beliau telah di Wafatkan, di tarik mundur ke barat ?
Apakah sang nakhoda 'sengaja' meninggalkan bahtera penuh penumpangnya ?
Ternyata Sang Nakhoda tetap memberi kontrol dan arahan, serta sesekali turun lapangan memenuhi undangan dan pengawalan kepada para prajurit dan penumpang yang mengharapkan kehadiran beliau.
.
Ummati 3x... akan tersambung jika bisa membuktikan diri sebagai umat Beliau.
Hingga sesungguhnya jika sampai nafas akhir di akhir hayat, harusnya dalam jemputan Nabi SAW.
.
Sakitnya sakaratul maut Teralihkan dengan tersaksikannya Dia Yang Maha Mematikan.
.
INILAH SYAHADAT KEMATIAN...
Beruntunglah mereka yang mendapatkan Dua penyaksian ini di akhir hayatnya.
Apapun yang disyahadatkan, dipertuhankan dan dijadikan washilah oleh manusia akan dipertegas di akhir hayatnya. Bahkan kembali dipertegas saat dibangkitkan nanti.
.
Laa illaha illallahu Muhammadur-rasulullahi shalallahu 'alaihi wa sallam, alaiha nahya wa `alahi­, namutu wa `alaiha nub`atsu insya'allahu ta`ala birahmatihi wa karamihi minal-aminin.

Postingan populer dari blog ini

KUNCI RAHASIA KUN FAYAKUN

NAFAS LAM JALALAH

MAKNA RAHASIA ALIF