PERJALANAN KURRAH DIRI

Yang dapat diamalkan setiap hari sewaktu hidup dihidupkan Allah dengan Dzatnya yang muthlak, karena kurrah itu diartikan dengan
1. bulat
2. Kembali kepada asal Yaitu mengembalikan pandangan Ma'rifat kepada diri HU (Dzat muthlaq) yaitu Dzat belum bersifat, belum bernama Allah melainkan HU semata-mata. Maka dikatakan mengembalikan pandangan, karena waktu dahulunya diri kita ini tetap memandang kepada Wahdah-Nya diri-Nya Yang Maha Besar… Jalan untuk mengembalikan ingatan kepada ke wahdahan itu, ialah dengan jalan Kurrah
...
Perjalanan pengajian Kurrah tersebut, ialah yang ada pada manusia ini ada Empat macam:
1. Tubuh
2. Nyawa
3. Sifat
4. Dzat (Ujud)
...
KeEmpatnya diterangkan di bawah ini:
1. Tubuh ialah diri yang lahir
2. Nyawa ialah yang merasa dalam diri yang lahir
3. Sifat yaitu sifat ma’ani yang tujuh
4. dzat (ujud) yaitu segala yang ada, biar tubuh, biar nyawa, dan biar sifat yang tujuh sekalipun
...
1. tubuh, biar tubuh apapun juga adanya
2. Nyawa, biar nyawa apa pun juga adanya
3. Sifat, biar sifat apapun juga adanya
4. dzat (ujud), biar ujud apa pun juga adanya
...
semuanya itu kita kembalikan kepada awalnya, yaitu tubuh kembali kepada nyawa, nyawa kembali kepada Sifat, sifat kembali kepada Dzat (ujud), Dzat (ujud) kembali kepada AsalNya, caranya :
Tiada tubuh melainkan Dzat semata-mata, Tiada nyawa melainkan Dzat semata-mata, Tiada sifat melainkan Dzat semata-mata, Tiada ujud segala-galanya melainkan Dzat Allah semata-mata
...
waktu kita akan Zikir (tahlil), mesti lambatkan bacaan 4 kali
...
1. LAA ILLAHA ILLAALLAH,
tiada tubuh segala-galanya,melainkan Dzat semata-mata
...
2. LAA ILLAHA ILLAALLAH,
tiada nyawa segala-galanya,melainkan Dzat semata-mata
...
3. LAA ILLAHA ILLAALLAH,
tiada sifat segala-galanya,melainkan Dzat semata-mata
...
4. LAA ILLAHA ILLAALLAH
tiada ujud diri segala-galanya,melainkan ujud Dzat semata-mata
...
setelah cukup dipahami sari pati dari kurrah yang empat itu, nyatalah tiada ada diri yang dinamai insan dan juga tidak ada diri yang dinamai alam segala-galanya melainkan yang ada Satu, yaitu diri HU (diri Dzat) semata-mata
...
Keterangan ini didasarkan pada ayat ke 3 dari surat Al hadid, yang menyatakan tidak ada adanya alam, hanya yang ada HU (Dzat) semata-mata.
karena yang ada itu hanya Satu yaitu HU (Dzat) Semata-mata…
...
Sehubungan dengan itu dasar kurrah kepada :
LA MAUJUDUN ALAL ITHLAK ILLAALLAH,
Artinya: tidak ada yang ada ini sebenarnya melainkan yang ada Allah semata-mata.
...
kemudian itu mengenai kurrah untuk Zikir (bertahlil), tahlil itu 2 macam ;
1. Tahlil hassanat
2. Tahlil darajat
...
Tahlil hassanat, hanya sekedar menyebutkan pahala LAA ILLAHA ILLAALLAH kepada yang ditahlilkan akan tetapi perlu juga mengurah diri sendiri sebelum mulai bertahlii
...
Adapun TAHLIL DARAJAT, ialah tahlil untuk naik kepada Dzat yang muthlak (Dzat semata-mata), wajib mengurah diri, sampai naik kepada Dzat semata-mata, dan mengurah diri yang akan ditahlilkan, supaya martabat dirinya sampai naik pula kepada Dzat yang muthlak, sehingga nyata dalam sir akan wahdanya diri antara yang mengurah dengan yang dikurrah
...
Caranya kurrah TAHLIL DARAJAT ialah mulanya :
setelah selesai pengurahan diri sendiri, maka berkatalah sir dengan kata… Lepaslah Si… dari…serta naik si…kepada Dzat yang muthlak, karena…
1. tiada tubuh si …melainkan Dzat semata-mata…
2. Tiada nyawa si… melainkan Dzat semata-mata…
3. tiada sifat si…melainkan Dzat semata-mata…
4. Tiada ujud si…melainkan Dzat semata-mata…
...
Maka ALLAHU WAHDAH Setelah cukup dipahami sari pati dari kurrah yang empat tersebut, nyatalah tidak adanya diri yang dinamai insan dan dinamai alam, melainkan yang ada Dzat semata-mata...
...
Wahdah itu artinya ialah satunya diri Dzat dengan tidak disatukan, hanya memandang kesatuan atau memandang yang satu… jua adanya

Postingan populer dari blog ini

KUNCI RAHASIA KUN FAYAKUN

NAFAS LAM JALALAH

MAKNA RAHASIA ALIF