JALAL DAN JAMAL

Tajalli artinya kenyataan, menurut pandangan hakikat Ketuhanan, sama sekali bentuk, biar apa pun sama sekali, ialah Tajalli Dzat
(kenyataan Dzat), Pendeknya, segala yang ada, biar yang tampak, sama sekali adanya Tajalli Dzat yang bernama HU, walaupun Tajalli itu bermacam, dan tetapi dapat disimpulkan kepada :
1. TAJALLI JALAL (segala sesuatu yang dinamai buruk (tidak baik)
2. TAJALLI JAMAL (segala sesuatu yang dinamai baik).
....,
Bila Tajalli Jamal Dzat dimana juga pun, pada siapapun juga, maka jadi aman dan tenteramlah suasana baik keadaan, akan tetapi bila Tajalli Jalal Dzat dimana juga pun dan pada siapa pun, sempitlah keadaan sekira lahiriahnya.
....,
Bagi kita yang memiliki ilmu hakikat, perlu sekali mengarahkan pandangan batin hati kepada TAJALLI JAMAL DZAT, memandang indah kenyataan Dzat pada waktu menghadapi suasana yang baik, dan juga perlu sekali mengarahkan pandangan bathin hati kepada TAJALLI JALAL DZAT, dalam menghadapi suasanan buruk yang sekira lahiriah tidak baiknya.
....,
Maka inilah rahasia yang hakiki dari rukun iman yang ke enam menyatakan, bahwa yang buruk dan yang baik, adalah datangnya dari Allah semata-mata. Bahwa yang dinamai dengan baik dan buruk itu, pada hakikatnya, ialah TAJALLI JAMAL dan JALAL.
....,
Dan supaya kita jangan gugur dalam menghadapi ujian Tuhan, maka hendaklah kita ingat akan TAJALLI JAMAL dan TAJALLI JALAL. Apa bila kita menghadapi yang baik dan yang buruk, maka teruskanlah pandangan sir kepada JAMAL dan JALAL DZAT (HU),
bahwa itulah rahasia rukun iman yang ke enam telah dapat dipahami, dan tidaklah mungkin lagi yang baik dan yang buruk itu melalaikan kita dari tugas yang sebenarnya.
....,
Bagi orang yang masih dalam taraf perjuangan, yang mula-mula dalam ilmu hakikat Ketuhanan, bahwa yang baik dan yang buruk itu bisa membuatnya terlalai dari tugas yang hakiki.
....,
Dengan sangat baiknya keadaan yang dialami oleh manusia itu, maka jadi lupalah manusia itu kepada Allah, karena ia tidak paham, bahwa yang baik itu rahasianya, ialah TAJALLI JAMALNYA DZAT TUHAN YANG SATU.
....,
Dan juga bila keadaan buruk seburuk-buruknya, maka jadi lalai dan lupa pula manusia kepada Allah, karena ia beranggapan, bahwa keburukan itu, ialah benar-benar keburukan, karena tidak dipahaminya, bahwa yang buruk itu, ialah TAJALLI JALAL DZAT ALLAH.
....,
TAJALLI JAMAL dan JALAL Keduanya itu, ialah kenyataan Dzat yang nyata pada dirinya yang satu. Antara JAMAL dan JALAL, ialah kenyataan diri Dzat pada dirinya sendiri, yakni JAMAL dan JALAL bukanlah dua dirinya, hanya dirinya yang satu, sama halnya dengan diri sendiri.
....,
Pada diri kita ini, ada yang baik kenyataannya, dan ada pula yang dianggap tidak baik, akan tetapi tidak terlepas dari diri yang satu, maka yang baik dan yang buruk pada kita, cobalah lihat muka dan telapak kaki.
....,
Dan juga diantara JAMAL dan JALAL itu sering berganti-ganti terus adanya, pergantiannya itu sangat mudah sekali, karena dirinya bukan dua, melainkan satu, cobalah lihat telapak tangan dan punggung.
....,
Pada satu waktu, telapak tangan itu tertelentang, dan di satu waktu tertelungkup, akan tetapi dalam tertelungkup dan tertelentang keduanya tidak terlepas dari tangan yang satu. Seperti itulah pergantian JAMAL dan JALAL, yang nyata dalam diri yang satu, yakni diri Dzat Yang Maha Besar dan Yang Meliputi Segala Galanya.
....,
TAJALLI JAMAL dan JALAL, menurut pandangan ahli syariat, ialah buruk dan baik, akan tetapi menurut pandangan ahli Hakikat, ialah kenyataan Dzat pada JAMALNYA dan JALALNYA.
....,
JAMAL dan JALAL itu tidaklah akan berhenti-henti lahirnya, karena itu memang sudah jadi adat kebiasaan bagi diri ALLAH YANG MAHA BESAR, karena DZAT berbuat menurut IRADATNYA, seperti yang sudah dikatakan Allah dalam Qur'an :
FA' 'ALUU LIMAA YURIID,
Artinya : "BERBUAT IA (ALLAH) DENGAN SEKEHENDAKNYA".
....,
Segala gerak gerik yang ada dalam alam ini nama-nama yang banyak sama sekali, Sifat segala sifat yang nyata dengan bentuk apa pun, adalah kenyataan diri yang satu.
....,
Maka sama sekalinya Pernah disebut oleh orang awam, dengan HUKUM SEBAB MUSABAB, akan tetapi HAKIKATNYA adalah SUNNATULLAH (ADAT ALLAH) yang tidak dapat di rubah-rubah, karena adanya pada dirinya sendri, dan sudah biasa oleh TUHAN menyatakan ketentuan IRADATNYA.
....,
LUAS dan MAHA LEBAR, dimana laut itu bekerja menurut kehendaknya sendiri, terkadang dia diam dan terkadang dia bergerak, hal itu telah jadi kebiasan bagi laut yang tidak akan berubah-ubahnya.
....,
Dan begitu pulalah DIRI TUHAN YANG MAHA Bahwa TAJALLI JAMAL dan JALAL itu, boleh juga disebut dengan SUNNATULLAH, sama juga halnya dengan laut yang MAHA BESAR, menyatakan DIRINYA sebagai apa yang dikehendakiNYA,memang itu telah jadi kebiasaan bagiNYA, karena mengatakan Ia dalam Qur'an :
WALAN TAJIDA LI SUNNATILLAHI TABDIILA,
Artinya : Tidaklah engkau peroleh adat ALLAH itu akan berubah
....,
Dan juga berkata juga dalam Qur'an, Katanya :
KULLA YAUMIN HUWA FI SYAKNIN,
Artinya :
PADA TIAP-TIAP HARI, ZAT ALLAH ITU DALAM BEKERJA BEKERJA PADA DIRINYA SENDIRI, MENURUT KETENTUAN IRADATNYA.
....,
Bila berkehendak IRADAT Hendak melahirkan atau menyatakan kebaikan DIRINYA,maka TAJALLILAH DZAT itu dengan TAJALLI JAMALNYA, dan amanlah suasana, dan baiklah keadaan, maka kebaikan yang tampak itu adalah karena waktu itu TAJALLI JAMAL DIRI DZAT dengan lahir dan nyata, dan begitu pula kebalikannya, yaitu TAJALLI JALAL, Maka janganlah dianggap keburukan itu buruk, hanya itu adalah karena TAJALLI DIRI DZAT SEDANG JALAL, Sehingga itulah uraian tentang kenyatan demi kenyatan yang tampak dalam alam ini yang HAKIKINYA adalah IA tidak lain dari TAJALLI JAMAL DZAT dan TAJALLI JALAL DZAT.
....,
Dua TAJALLI itu tidaklah akan berubah-rubahnya, melainkan tetap berganti-ganti adanya. Memang itu telah jadi kebiasan oleh ALLAH, dan begitulah kerja ALLAH, sejak alam terkembang sampai kepada ALAM DIGULUNG.
....,
Kata Allah : WALAN TAJIDA LI SUNNATILLAHI TABDIILA,
Artinya: TIDAKLAH ENGKAU PEROLEH ADAT ALLAH ITU AKAN BERUBAH. Karena TAJALLINYA dengan JAMAL DAN JALAL.
....,
Dan berkata Allah:
KULLA YAUMIN HUA FI SYAKNIN,
TIAP-TIAP HARI DZAT ITU DALAM BEKERJA, DENGAN BENTUK JAMALNYA DAN JALALNYA.
....,
Terakhir, dalam menghadapi suasana dunia, jangan lupa memperhatikan kepada TAJALLI DIRI ( HU) DENGAN JAMALNYA DAN JALALNYA.

Postingan populer dari blog ini

KUNCI RAHASIA KUN FAYAKUN

NAFAS LAM JALALAH

MAKNA RAHASIA ALIF