MUTAHAQQIQ
Mutahaqqiq ialah orang yang setelah Fana dalam Dzat turun kembali kepada kesadaran Sifat, seperti yang terjadi kepada Nabi-Nabi dan Wali-Wali demi Melaksanakan Amanat Sebagai Khalifah Allah di atas muka bumi dan kehidupan dunia yang wajib diuruskan.
Dalam kesadaran Dzat seseorang tidak keluar dari Khalwatnya dengan Allah SWT dan tidak peduli tentang keruntuhan rumah tangga dan kehancuran dunia seluruhnya. Sebab itu orang yang demikian tidak boleh dijadikan pemimpin. Dia mesti turun kepada kesadaran Sifat barulah dia bisa memimpin orang lain.
Orang yang telah mengalami kefanaan dalam Dzat kemudian disadarkan dalam Sifat adalah benar-benar pemimpin yang dilantik oleh Allah SWT menjadi Khalifah-Nya untuk memakmurkan Makhluk Allah SWT dan memimpin Umat Manusia Menuju Jalan yang diredai Allah SWT. Orang inilah yang menjadi ahli Makrifat yang sejati, ahli Hakikat yang sejati, ahli Tarekat yang sejati dan ahli Syariat yang sejati, berkumpul padanya dalam satu kesatuan yang menjadikannya Insan Rabbani. Insan Rabbani peringkat tertinggi ialah para nabi-nabi dan Allah SWT Mengkaruniakan kepada mereka maksum, sementara yang tidak menjadi Nabi dilantik sebagai Wali-Nya yang diberi perlindungan dan pemeliharaan.
Ahwal (hal-hal) yang menguasai hati nurani berbeda-beda, dengan itu akan mencetuskan kelakuan amal yang berdeza-beda.
Ahwal mesti difahami dengan sebenar-benarnya oleh orang yang memasuki latihan Tarekat kerohanian, supaya dia mengetahui, dalam Amal yang bagaimanakah dia mendapat kedamaian dan mencapai maksud dan tujuan, apakah dengan Sembahyang, Dzikir atau Puasa.
Dia mesti berpegang sungguh-sungguh kepada Amal yang dicetuskan oleh hal tadi, agar dia cepat dan selamat sampai ke puncak.
Dalam kesadaran Dzat seseorang tidak keluar dari Khalwatnya dengan Allah SWT dan tidak peduli tentang keruntuhan rumah tangga dan kehancuran dunia seluruhnya. Sebab itu orang yang demikian tidak boleh dijadikan pemimpin. Dia mesti turun kepada kesadaran Sifat barulah dia bisa memimpin orang lain.
Orang yang telah mengalami kefanaan dalam Dzat kemudian disadarkan dalam Sifat adalah benar-benar pemimpin yang dilantik oleh Allah SWT menjadi Khalifah-Nya untuk memakmurkan Makhluk Allah SWT dan memimpin Umat Manusia Menuju Jalan yang diredai Allah SWT. Orang inilah yang menjadi ahli Makrifat yang sejati, ahli Hakikat yang sejati, ahli Tarekat yang sejati dan ahli Syariat yang sejati, berkumpul padanya dalam satu kesatuan yang menjadikannya Insan Rabbani. Insan Rabbani peringkat tertinggi ialah para nabi-nabi dan Allah SWT Mengkaruniakan kepada mereka maksum, sementara yang tidak menjadi Nabi dilantik sebagai Wali-Nya yang diberi perlindungan dan pemeliharaan.
Ahwal (hal-hal) yang menguasai hati nurani berbeda-beda, dengan itu akan mencetuskan kelakuan amal yang berdeza-beda.
Ahwal mesti difahami dengan sebenar-benarnya oleh orang yang memasuki latihan Tarekat kerohanian, supaya dia mengetahui, dalam Amal yang bagaimanakah dia mendapat kedamaian dan mencapai maksud dan tujuan, apakah dengan Sembahyang, Dzikir atau Puasa.
Dia mesti berpegang sungguh-sungguh kepada Amal yang dicetuskan oleh hal tadi, agar dia cepat dan selamat sampai ke puncak.