HAKIKATNYA DIRIMU
Sadarilah bahwa ALLAH itu hanya sekedar Nama Tuhan, bukan Tuhan, tanpa Engkau sadari Diri-mu serta Unsur Tubuh-mu 100% telah Mensifati Tuhan dan bahkan menjadi Tuhan namun Engkau tidak menyadarinya kalau Engkau itu Tuhan dan bahkan Engkau nyaris tetap berkeyakinan bahwa engkau itu bukan Tuhan dan tidak memiliki sifat Tuhan, Disinilah tuhan dengan Ilmu sifatNya mampu merenggut Jiwa-mu
.
Jika sudah seperti itu maka Waspadalah, Hidup di dunia ini Jangan Ceroboh dan Gegabah Sadarilah Diri-mu itu adalah Haqq Dan Yang Haqq itu adalah Diri-mu, karena Puncak Ilmu yang Sempurna itu seperti Api berkobar hanya Bara dan Nyalanya, Ketauilah Wujud-mu sebelum Api Menyala Dan sesudah Api Padam Karena Engkau serba diliputi Rahasia
.
Pahamilah Dirimu Yang Asal, Yang datang dari 'Adam (tidak ada),
dengan demikian perintah "KUN" atau 'Jadilah' bukan diarahkan kepada 'Adam tetapi adalah kepada 'Ayan Saabitah yaitu bakat-bakat peribadi-mu sendiri yang Asal, Yang nampak pada Zahir-mu itu adalah sementara dan tidak kekal, Hakikat 'Adam tidak boleh ditukar menjadi Wujud dan sebaliknya
.
Ahli-ahli Sufi mengatakaan yang diperintahkan itu mestilah ada atau Wujud untuk menerima perintah itu dan ini ialah A'yan dalam pengetahuan yaitu bakat dalam batin
.
Menurut Sheikh Muhibuddin Ibn Arabi yang mengatakan Makhluk itu tidak ada, yang ada itu HUWA HUWA (DIA DIA),
Sheikh Al-Akbar juga mengatakan Wujud tidak lebih daripada satu, Yang satu itu jua menzhohirkan kepada diriNya dengan diriNya, Seperti Air menzhohirkan kepada dirinya dengan rupa Es secara pembatasan, Apabila dalam keadaan fana bentuk atau pembatasan hilang, Yang Mutlaq tinggal dan menjadi "HUWA HUWA"
.
Misalnya besi dan api, Besi menjadi api sementara, api tetap api dan besi tetap besi, Apabila ombak reda, laut tetap tinggal,
Firman Allah yang bermaksud :
"Allah adalah Allah dan tidak ada apa pun besertanya".
"Allah sekarang adalah seperti Allah dahulu jua"
.
Apabila buih berpecah, Air tetap tinggal seperti dahulu juga, Buih itu pada Hakikatnya adalah Air juga, Rupa atau bentuk itu adalah pada Zhohir saja tetapi Wujudnya tidak ada, Air sekarang seperti Air yang dulu jua.
"Yang lain adalah tidak lebih dari hanya nama pada fikiran saja"
.
Oleh yang demikian, semua nama (ASMA) adalah Penzhohiran (manifestasi) daripada satu Hakikat, Kadang-kadang Hakikat itu lautan, kadang-kadang buih, kadang-kadang es, dan kadang-kadang salju, kadang-kadang Allah, kadang-kadang Makhluk 'benda', Nama itu banyak dan yang dinamakan itu adalah SATU jua
.
Filosuf dan Mutakallimun
mengatakan bahwa kesan atau akibat perbuatan Allah tidak ada penzhohiran tanpa bentuk-bentuk atau rupa-rupa yang dizhohirkan, Kenyataan ini menunjukkan satu kecacatan dalam Uluhiyah (Esa Dalam Ketuhanan).
Oleh itu, bentuk-bentuk itu adalah dirinya sendiri pada zhohirnya dan adalah hakikat-hakikatnya, DIA tidak bergantung kepada "YANG LAIN" untuk penzhohiranNya.
.
Jika sudah seperti itu maka Waspadalah, Hidup di dunia ini Jangan Ceroboh dan Gegabah Sadarilah Diri-mu itu adalah Haqq Dan Yang Haqq itu adalah Diri-mu, karena Puncak Ilmu yang Sempurna itu seperti Api berkobar hanya Bara dan Nyalanya, Ketauilah Wujud-mu sebelum Api Menyala Dan sesudah Api Padam Karena Engkau serba diliputi Rahasia
.
Pahamilah Dirimu Yang Asal, Yang datang dari 'Adam (tidak ada),
dengan demikian perintah "KUN" atau 'Jadilah' bukan diarahkan kepada 'Adam tetapi adalah kepada 'Ayan Saabitah yaitu bakat-bakat peribadi-mu sendiri yang Asal, Yang nampak pada Zahir-mu itu adalah sementara dan tidak kekal, Hakikat 'Adam tidak boleh ditukar menjadi Wujud dan sebaliknya
.
Ahli-ahli Sufi mengatakaan yang diperintahkan itu mestilah ada atau Wujud untuk menerima perintah itu dan ini ialah A'yan dalam pengetahuan yaitu bakat dalam batin
.
Menurut Sheikh Muhibuddin Ibn Arabi yang mengatakan Makhluk itu tidak ada, yang ada itu HUWA HUWA (DIA DIA),
Sheikh Al-Akbar juga mengatakan Wujud tidak lebih daripada satu, Yang satu itu jua menzhohirkan kepada diriNya dengan diriNya, Seperti Air menzhohirkan kepada dirinya dengan rupa Es secara pembatasan, Apabila dalam keadaan fana bentuk atau pembatasan hilang, Yang Mutlaq tinggal dan menjadi "HUWA HUWA"
.
Misalnya besi dan api, Besi menjadi api sementara, api tetap api dan besi tetap besi, Apabila ombak reda, laut tetap tinggal,
Firman Allah yang bermaksud :
"Allah adalah Allah dan tidak ada apa pun besertanya".
"Allah sekarang adalah seperti Allah dahulu jua"
.
Apabila buih berpecah, Air tetap tinggal seperti dahulu juga, Buih itu pada Hakikatnya adalah Air juga, Rupa atau bentuk itu adalah pada Zhohir saja tetapi Wujudnya tidak ada, Air sekarang seperti Air yang dulu jua.
"Yang lain adalah tidak lebih dari hanya nama pada fikiran saja"
.
Oleh yang demikian, semua nama (ASMA) adalah Penzhohiran (manifestasi) daripada satu Hakikat, Kadang-kadang Hakikat itu lautan, kadang-kadang buih, kadang-kadang es, dan kadang-kadang salju, kadang-kadang Allah, kadang-kadang Makhluk 'benda', Nama itu banyak dan yang dinamakan itu adalah SATU jua
.
Filosuf dan Mutakallimun
mengatakan bahwa kesan atau akibat perbuatan Allah tidak ada penzhohiran tanpa bentuk-bentuk atau rupa-rupa yang dizhohirkan, Kenyataan ini menunjukkan satu kecacatan dalam Uluhiyah (Esa Dalam Ketuhanan).
Oleh itu, bentuk-bentuk itu adalah dirinya sendiri pada zhohirnya dan adalah hakikat-hakikatnya, DIA tidak bergantung kepada "YANG LAIN" untuk penzhohiranNya.