BACALAH DENGAN MENYEBUT NAMA TUHANMU

"Ber-iqra kepada Al-Quran menjadi kurang sempurna apabila hanya mengandalkan mata kasar Jika demikian halnya maka Kasih sayang, cinta, kerinduan tak mungkin terbaca secara utuh, Inilah yang perlu kita renungkan.
Kebenaran tidak sama dengan kata-kata, dan kata-kata tidak akan cukup untuk mewakili kebenaran, oleh karena itu, untuk sampai pada keutuhan pemahaman yang sempurna maka kita harus merasakan sendiri hingga sampai pada tingkat keyakinan yang sebenarnya.
Begitu juga dengan ayat-ayat Al-Quran sebagai wahyu suci yang tersembunyi di balik keindahan tulisan dan bahasa Al-Quran, Sederhanakan pemikiran dan perasaan, rahasia itu sedikit demi sedikit akan mengilhamkan jiwa.
.
dari huruf kemudian terangkum menjadi kalimat ajakan atau peringatan, kadang terdengar mesra, seperti kemesraan orang tua kepada putra-putrinya atau kemesraan seorang kekasih kepada kekasihnya atau tegas setegas matahari di padang pasir, itulah huruf-huruf tadi
.
Terjadinya huruf adalah dari titik-titik yang di padukan, titik-titik itulah komponen pembentuk diri, sederhananya hakekat Al-Quran = Diri.
jadi... huruf-huruf yang dipakai sebagai pembuka surah seperti, Alif Lam Mim + Shod +Taha + Yasin adalah anugerah atau Diri khusus bagi diri khusus
.
Pengetahuan yang tidak dapat dijangkau oleh AKAL, masih mampu dijangkau oleh HATI, Hati yang suci bersih mengeluarkan cahaya-nya yang dinamakan NUR KALBU.
Nur Kalbu menerangi AKAL, dengan Cahaya Nur Kalbu ini, Akal dapat menyambung kembali perjalanannya dari stasiun satu ke stasiun berikutnya.
Perjalanan Akal yang diterangi oleh cahaya Nur Kalbu mampu menyingkap perkara-perkarayang gaib, dan kemudian beriman daripada-nya walaupun biasa-nya Akal manusia umum menafikan-nya
.
Terdapat perbedaan yang mendasar antara Akal biasa dengan Akal yang diterangi oleh Nur.
Akal biasa beriman kepada Allah SWT. hanya berdasarkan dalil-dalil yang nyata dan logika saja, sedangkan Akal yang beserta Nur mampu menyelami kedalaman atau kebalikan dari yang nyata yaitu perkara gaib, dan beriman kepada Allah SWT berdasarkan pengalaman tentang perkara-perkara gaib
.
Walaupun perkara gaib itu tidak dapat diterima oleh Akal biasa, tetapi Akal yang telah mendapatkan pancaran Nur ini tidak sedikit pun ragu-ragu terhadapnya
.
Pengetahuan yang keluar dari pancaran atau pergerakan Nur ini dinamakan ilmu Hakekat, ilmu Makrifat, ilmu Rabbani, ilmu… ilmu
.
Walau apa pun ISTILAH yang di-gunakan, ia adalah pengetahuan tentang Ketuhanan yang didapati dengan cara mengalami sendiri tentang hal-hal ketuhanan, bukan menurut pembicaraan orang lain, dan juga bukan menurut sangkaannya sendiri.
.
Hatilah yang mengalami hal-hal tersebut dan pengalaman ini dinamakan pengalaman rasa, zauk atau hakekat, Apa yang dialami oleh hati tidak dapat dilukiskan atau dibahasakan, Lukisan dan bahasa hanya sekedar menggerakkan pemahaman sedangkan hal yang sebenar-nya adalah jauh berbeda.
.
Jika hal pengalaman hati dipegang pada lukisan dan bahasa, maka seseorang itu akan menjadi Keliru, Jika lukisan dan simbol diiktikadkan sebagai hal ketuhanan maka yang demikian adalah Kufur.
.
Ada dua golongan yang menguasai ilmu Hakekat dan Makrifatullah,
.
GOLONGAN PERTAMA adalah orang yang menguasai dengan terlebih dahulu, memasuki bidang pembelajaran tentang Tauhid dan latihan penyucian hati menurut Tarekat Tasawuf.
Pembelajaran dan latihan yang mereka lakukan tidak membuka bidang hakekat secara otomatis, Ini membuat mereka sekedar mengerti saja akan nilai dan kedudukan ilmu gaib yang sukar diperolehi itu.
Mereka hanya dapat belajar, melatih diri, kemudian menanti dan terus menanti, Jika Allah SWT berkenan maka di-Anugrahkan Cahaya Nur yang menerangi hati si murid itu. Si murid itu pun akhirnya mengalami dan berpengetahuan tentang hakekat, Pengetahuan yang diperoleh itu sangat berharga baginya, oleh karena itu dijaga dan dipelihara benar-benar oleh-nya, bahkan untuk menceriterakan kepada orang biasa mungkin tak mau
.
GOLONGAN KEDUA adalah tidak melalui proses pembelajaran dan latihan seperti golongan pertama, Yaitu secara Laduni (seperti Makrifatnya faraj dan zakar).
Golongan ini tiba-tiba saja dibukakan hakekat kepada mereka (hanya Allah SWT mengetahui mengapa Dia berbuat demikian, tapi sesungguhnya ada alasanya bahwa inilah hal yang telah di-Amalkan oleh orang tua mereka yang memahami pengetahuan ilmu Nisai).
Oleh sebab mereka memperoleh-nya dengan mudah maka mereka menyangkanya sebagai ilmu biasa, Lantaran mereka memahaminya mereka menyangka orang lain juga biasa memahaminya, Sebab itu mereka biasa saja menceriterakan ilmu tersebut di hadapan orang biasa.
.
Oleh karena ilmu ini tidak seperti ilmu biasa yang dapat diceritakan kecuali dengan ibarat, maka kemungkinan yang akan timbul adalah :
.
1. Karena kebanyakan orang melihat latar belakang orang tersebut tidak mempunyai dasar agama yang kuat, bukan orang alim bahkan cenderung "BIASA-BIASA" saja, maka mereka kurang menanggapinya
.
2. Kemungkinan ada juga orang yang mau menanggapi, tetapi tanggapan itu tertuju kepada ibarat bukan kepada yang di-ibarat-kan
.
3. Atau mungkin sudah menjadi ke-BIASA-an orang pada umumnya yang hanya mau menanggapi kepada orang yang bukan BIASA-BIASA
.
Syariat = Tanah = Tubuh = Jasman = Diri Terdiri = Nafas = Kaki
.
Tarekat = Angin = Nafas = Hati = Diri Terperi = Tanafas = Tangan
.
Hakekat = Api = Darah = Nyawa = Diri Sebenar diri = Amfas = Badan
.
Makrifat = Air = Rasa = Rahasia = Diri Tajjali = Nufus = Kepala
.
Maka Yang sebenarnya Diri itu Nyawa, yang sebenarnya Nyawa itu Muhammad, yang sebenarnya Muhammad itu Allah, yang sebenarnya bernama Allah itu Sifat-sifat Allah, maka Sifat-sifat Allah itu berasal dari Dzatullah Ta'ala
.
(Maksudnya : Manusia = Muhammad = Allah = Dzat)
.
Waspadai hal ini : Bila mana kita mengatakan ALLAH itu adalah MUHAMMAD.. Bila mana Muhammad mengatakan ALLAH itu adalah TUHAN
.
Ayat :
"AWWALU TAJLI DZATTULLAH TA'ALA BI SIFATIHI"
( Mula-mula timbul Dzat Allah Ta'ala kepada Sifatnya)
.
"AWWALU TAJLI SIFATULLAH TA'ALA BI ASMA IHI"
(Mula-mula timbul Sifat Allah Ta'ala kepada namanya)
.
"AWWALU TAJLI ASMADULLAHI TA'ALA BI AF'ALIHI"
(Mula-mula timbul nama Allah Ta'ala kepada perbuatannya)
.
"AWWALU TAJLI AF ALULLAHI TA'ALA BI INSAN KAMILUM BI ASMAI"
(Mula-mula timbul perbuatan Allah Ta'ala kepada Insan yang Kamil yakni Muhammad RasulNya)
.
"QOLAN NABIYI SAW AWWALUMAA KHALAKALLAHU TA'ALA NURI"
(Berkata Nabi SAW yang mula-mula dijadikan Allah Ta'ala Cahayaku baru Cahaya sekalian Alam)
.
"QOLAN NABIYI SAW AWWALU MAA KHALAKALLAHU TA'ALA RUHI"
(Yang mula-mula dijadikan Allah Ta'ala Rohku, baru roh sekalian alam)
.
"QOLAN NABIYI SAW AWWALU MAA KHALAKALAHU TA'ALA QOBLI"
(Yang mula-mula dijadikan Allah Ta'ala Hatiku, baru hati sekalian alam)
.
"QOLAN NABIYI SAW AWWALU MAA KHALAKALLAHU TA'ALA AKLI"
(Yang mula-mula dijadikan Allah Ta'ala Akalku, baru akal sekalian alam)
.
"QOLAN NABIYI SAW ANA MINNURILAHI WA ANA MINNURIL ALAM"
(Aku cahaya Allah dan Aku juga menerangi Alam).

Postingan populer dari blog ini

KUNCI RAHASIA KUN FAYAKUN

NAFAS LAM JALALAH

MAKNA RAHASIA ALIF