HAKEKAT DALAM BERDZIKIR

Setiap orang yang hendak menyucikan dirinya dengan Allah SWT, berkewajiban mengamalkan segala petuah-petuah yang diberikan oleh gurunya di samping berzikir dengan Allah SWT. karena dengan berzikir sajalah maka hakiki dari ke-kotoran hati dapat disucikan, dan perlu diketahui bahwa tiada jalan lain untuk mengembalikan Diri Rahasia Allah SWT. kepada Zatul Haq melainkan dengan cara menyucikan hatinya.
Kesucian hati dapat diukur berdasarkan tahap kesucian gumpalan darah kotor yang ada di bagian bawah jantung seseorang, yang selama ini menyelebungi lampu Makrifat.
Dengan mendapatkan Nur Qalbu, maka manusia tersebut akan mendapatkan hidayah dari Allah SWT.
Seperti Sabda Rasulullah SAW :
KALBU MUKMININ BAITULLAH
"Sesungguhnya hati orang mukmin itu adalah istana Allah"
.
Apakah Hakekat daripada ZIKIR…? Sesungguhnya Zikir pada pandangan Syareat adalah mengingati Allah SWT. dengan melafazkan ASMA Allah SWT. yaitu apa yang ada dibibir sama dengan yang ada didalam hati.
.
Adapun penafsiran ZIKIR pada pandangan Tasawuf boleh ditafsirkan bahwa : Zikir adalah satu seruan kepada semua anggota Zahir dengan tujuan untuk membersihkan hati dalam usahanya untuk mengembalikan Diri Rahasia kepada tuan Empunya Diri,
.
ini berlandaskan firman Allah SWT. di dalam Al Quran Surah Ar Ra'du Ayat 28 :
ILLA BIZIKRULLAHI BAIANUL QULUB
.
Adapun Zikir yang biasa diamalkan orang-orang Hakekat dan Makrifat Adalah Zikir Af'al, Zikir Asma', Zikir Sifat dan Zikir Dzat.
.
Berawal ZIKIR AF’AL adalah dengan melafazkan kalimat Syahadat Tauhid Yaitu :
"LAA ILLAHA ILLAALLAH",
Zikir ini merupakan Zikir Awal yang biasa diamalkan oleh orang-orang kumpulan SYAREAT.
Zikir ini juga sering disebut sebagai Zikir Nafi dan Isbab dimana si pengamal Zikir ini akan Menafikan segala Hak pada dirinya dan segala Af'al pada dirinya dengan Mengisbabkan segalanya kepada hak Allah SWT. semata, disamping dia juga Menafikan KeWujudan dirinya kepada KeWujudan Allah SWT. semata-mata.
.
Sedangkan ZIKIR ASMA itu adalah dengan cara Melafazkan Zikir keluar Nafas Yaitu : "ALLAH",
Zikir ini biasanya diamalkan oleh kumpulan TAREKAT.
Dimana pengamal-pengamalnya terus menerus Menafikan diri Zahirnya dan terus Mengisbabkan kepada diri batinnya semata-mata Yaitu ALLAH.
.
Jika pada ZIKIR SYAREAT Yaitu
"LAA ILLAHA ILLAALLAH" masih menyata-kan Nafi dan Isbab dengan melafazkan kalimah
"LAA ILLAHA ILLAALLAH" dengan lidah dan hatinya secara berulang-ulang melafazkan kalimah penyaksian.
"LAA ILLAHA ILLAALLAH" Tiada yang nyata hanya Allah SWT.
.
Tetapi pada ZIKIR TAREKAT adalah lebih ringkas lagi dengan hanya terus menyatakan ALLAH saja. Yaitu diri batin yang mengandungi Diri Rahasia Allah SWT. Zikir penyaksian diri batin ini dilakukan sambil si pengamalnya menilik diri bathinnya.
Disini dapatlah diterangkan bahwa konsep yang disimpulkan pada Zikir Asma' ini adalah :
LA MAUJUDU ILLALLAH
(Tiada yang wujud pada zahir dan bathinnya hanya Allah semata-mata).
.
Kemudian ZIKIR SIFAT itu adalah Zikir keluar Masuk Nafas atau Zikir TANAFAS Yaitu : "ALLAH HU".
Dimana lazimnya zikir ini diamalkan oleh kumpulan orang-orang HAKEKAT.
Sesungguhnya Zikir ini adalah, Zikir dimana pengamal-pengamalnya telah memahami konsep pada penyaksian diri ZAHIR dan BATHIN dimana mereka telah mendapat petuah penyaksian diri daripada gurunya yang mursyid lagi Makrifat.
.
Jadi bila seseorang itu berzikir dengan ZIKIR SIFAT maka berarti dia menyatakan pada diri zahir dan bathinnya tentang dua konsep pegangan diatas.
.
ALLAH HU
LAA ILLAHA ILLAALLAH
MUHAMMADAR RASULULLAH
(Tiada yang nyata pada diriku hanya diri bathin dan Muhammad (diri zahir) adalah penanggung Diri Rahasia Allah).
.
Adapun ZIKIR DZAT dengan melafazkan Zikir Rahasia NUFUS Yaitu : "A HU",
Zikir ini juga dinamakan Zikir pertemuan Makrifat antara ZAKAR dan FARAJ ketika berlangsungnya persetubuhan.
Zikir ini adalah Zikir "NYATA MENYATA" di antara pemberi dan penerima Yaitu DZAT dan SIFAT yang KAMIL MULKAMIL yang Makrifat antara satu dengan lainnya.
.
Adapun yang dimaksud KAMIL MULKAMIL di antara satu dengan lain itu adalah satu kesatuan antara diri zahir dan bathin ataupun antara Hakekat Diri Allah dan Hakekat Muhammad tidak boleh lagi bercerai berai diantara satu dengan lain pada konsep Makrifat.
.
Syareat = Zikir Af’al =
"LAA ILLAHA ILLAALLAH"
Tarekat = Zikir Asma' = "ALLAH"
Hakekat = Zikir Sifat = "ALLAH HU"
Makrifat = Zikir Dzat = A HU
.
Pada peringkat awal bagi orang-orang MUFTADI (orang yang baru belajar), mereka biasanya diberi petuah oleh gurunya supaya mengamalkan dan berpegang dahulu dengan hakekat syahadat tauhid
dan bagi orang-orang MUTTAWASID (orang-orang pertengahan) biasanya diberi petuah oleh gurunya mengamalkan Zikir Asma' (ALLAH).
Sedangkan bagi orang MUNTAHI (orang yang faham) biasanya mengamalkan Zikir Sifat (ALLAH HU) dan Zikir Dzat (A HU).

Postingan populer dari blog ini

KUNCI RAHASIA KUN FAYAKUN

NAFAS LAM JALALAH

MAKNA RAHASIA ALIF