Ilmu Yakin, Ainul Yakin Dan Haqqul Yakin Dalam Musyahadahnya
Ilmul Yaqin, Ainul Yaqin, Haqqul Yaqin adalah tahapan dalam pendirian seseorang dalam pandangan Musyahadahnya (penyaksiannya) kepada Allah SWT.
-Di dalam ILMUL YAQIN
segala pengetahuan ilmu telah diliputi dengan Ilmu Allah sehingga apapun amaliah maupun ubudiyah itu semua menunjukkan dari pada lautan Ilmu Allah Ta'ala.
-Di dalam AINUL YAQIN,
tatkala seseorang 'arifiin' telah melihat sesuatu amalaiah dan ubudiyah diliputi oleh Ilmu Allah kemudian ia menyaksikan bahwa di dalam gerak dan diam (lelaku) itu adalah saksi Hidupnya Allah Ta'ala yang menunjukkan adanya Allah Ta'ala sebagai tujuan hidupnya. dengan Merasakan dan menyadari gerak dan diam, suara dan perkataan itu adalah saksi hidupnya Allah Ta'ala maka sama halnya ia merasakan dan menyadari kehadiran Allah Ta'ala dekat sekali dengan dirinya.
"Bukan menghadirkan Allah" akan tetapi menyadari bahwa "Allah senantiasa Maha Hadir atas dirinya dan sekalian Alam meliputi tiap-tiap sesuatu".
"WAHUWA MA'AKUM AINAMA KUNTUM"
(Dia Allah serta kamu di mana kamu berada).
-HAQQUL YAQIN,
adalah kemantapan dalam pendirian yang kokoh setelah ia mengetahui kemudian ia melihat dengan penyaksian lalu kemudian tertanam sedalam-dalamnya pada dirinya bahwa :
"Segala sesuatu apapun yang terlihat, Tidak ada yang ada melainkan ilmu ALLAH TA'ALA, Segala sesuatu apapun yang yang terdengar tidak ada yang ada melainkan kalam ALLAH TA'ALA, Dan tidak ada yang terasa maupun dirasakan melainkan sirrullah (dzatullah)".
Setelah semua perjalanan dan tahapan itu misra (meresap) pada diri, maka Allah akan Jazbah dirinya sehingga sampailah ia pada maqom "KAMALUL YAQIN"
-Di dalam ILMUL YAQIN
segala pengetahuan ilmu telah diliputi dengan Ilmu Allah sehingga apapun amaliah maupun ubudiyah itu semua menunjukkan dari pada lautan Ilmu Allah Ta'ala.
-Di dalam AINUL YAQIN,
tatkala seseorang 'arifiin' telah melihat sesuatu amalaiah dan ubudiyah diliputi oleh Ilmu Allah kemudian ia menyaksikan bahwa di dalam gerak dan diam (lelaku) itu adalah saksi Hidupnya Allah Ta'ala yang menunjukkan adanya Allah Ta'ala sebagai tujuan hidupnya. dengan Merasakan dan menyadari gerak dan diam, suara dan perkataan itu adalah saksi hidupnya Allah Ta'ala maka sama halnya ia merasakan dan menyadari kehadiran Allah Ta'ala dekat sekali dengan dirinya.
"Bukan menghadirkan Allah" akan tetapi menyadari bahwa "Allah senantiasa Maha Hadir atas dirinya dan sekalian Alam meliputi tiap-tiap sesuatu".
"WAHUWA MA'AKUM AINAMA KUNTUM"
(Dia Allah serta kamu di mana kamu berada).
-HAQQUL YAQIN,
adalah kemantapan dalam pendirian yang kokoh setelah ia mengetahui kemudian ia melihat dengan penyaksian lalu kemudian tertanam sedalam-dalamnya pada dirinya bahwa :
"Segala sesuatu apapun yang terlihat, Tidak ada yang ada melainkan ilmu ALLAH TA'ALA, Segala sesuatu apapun yang yang terdengar tidak ada yang ada melainkan kalam ALLAH TA'ALA, Dan tidak ada yang terasa maupun dirasakan melainkan sirrullah (dzatullah)".
Setelah semua perjalanan dan tahapan itu misra (meresap) pada diri, maka Allah akan Jazbah dirinya sehingga sampailah ia pada maqom "KAMALUL YAQIN"